Penjualan tiket MotoGP di sirkuit Sepang, Malaysia dilaporkan menurun drastis, padahal race MotoGP akan mulai digelar dua bulan lagi dan tiket sudah mulai dijual sejak bulan April 2022 lalu.
Melansir dari Bernama, alasan utama mengapa hal ini bisa terjadi adalah karena kebijakan pemerintah yang mengenakan pajak hiburan sebesar 25 persen dinilai memberatkan pengunjung.
Bukan hanya itu saja, absennya pembalap asal Malaysia juga menjadi faktor utama penjualan tiket MotoGP menurun. Hingga saat ini, penjualan tiket MotoGP di Sepang International Circuit belum menyentuh 50 persen.
Baca Juga: Jadwal Free Practice, Kualifikasi dan Race MotoGP Austria 2022
"Faktor 25 persen pajak hiburan yang dikenakan oleh pemerintah negara bagian Selangor juga mempengaruhi harga tiket yang naik dua kali lipat," kata Azham Shafirman, selaku Chief Executive Officer Sirkuit Internasional Sepang (SIC).
Maka dari itu, Azham saat ini sedang dalam tahap pembicaraan dengan pemerintah setempat agar mengurangi pajak hiburan, agar penjualan tiket MotoGP di Sepang dapat segera terjual habis.
“Tahun lalu kami sudah membicarakan (masalah) dengan Menteri Besar Selangor tapi sejauh ini kami belum menerima kata final. Sebelumnya kami mendapat pengecualian sampai tahun lalu, tapi tahun ini tidak ada pengecualian,” tambahnya.
"Jadi kalau pajak yang dikenakan bisa dikurangi, kami harapkan penjualan tiket bergerak lebih cepat. Bagi yang sudah membeli tiket, SIC akan mengembalikannya (selisihnya)," lanjut Azham.
Diketahui, harga tiket MotoGP di sirkuit Sepang untuk tahun ini naik hingga RM500 atau setara dengan Rp1,6 juta. Sebelumnya, tiket MotoGP di sirkuit tersebut bisa ditebus hanya dengan mengeluarkan uang sebesar RM90 atau Rp290 ribu.
