Bisnis Terpuruk, Nissan Bakal PHK 20 Ribu Karyawan

- Sabtu, 23 Mei 2020 | 13:28 WIB
Ilustrasi logo Nissan pada sebuah unit mobil (Dok.Nissan)
Ilustrasi logo Nissan pada sebuah unit mobil (Dok.Nissan)

Produsen mobil asal Jepang, Nissan terus diterpa masalah internal beruntun sejak kasus penggelapan uang yang dilakukan mantan bosnya Carlos Ghosn beberapa tahun lalu. Masalah selanjutnya adalah penutupan pabriknya di Indonesia hingga rumor Datsun akan dihapus dari payungnya.

Setelah rentetan masalah tersebut, kini Nissan kembali dihadapkan dengan pilihan berat dalam restrukturisasi operasinya dengan tujuan untuk mengembalikan bisnisnya ke profitabilitas di tengah masa sulit ini.

Mengutip Paultan, Minggu (23/5/2020), disebutkan untuk restrukturisasi operasinya, Nissan akan memangkas biaya besar sehingga harus mengurangi pekerjanya secara global. Artinya akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran diberbagai negara.

Kabarnya mereka akan memangkas kurang lebih 12.500 pekerja di 14 basis produksi di seluruh dunia pada Maret 2023 sebagai bagian dari restrukturisasi. Surat kabar Jepang Kyodo News melaporkan jumlah pemangkasan dapat meningkat menjadi lebih dari 20 ribu karyawan, yang akan mewakili pengurangan 15 persen dari 139 ribu tenaga kerjanya secara global.

Beberapa sumber menyebutkan PHK besar-besaran terjadi karena kemerosotan penjualan sebelum virus corona (Covid-19) dan berlanjut lebih parah pada masa Pandemi yang menyerang semua negara. Akibat anjloknya penjualan disejumlah negara, mengharuskan mereka untuk merevisi rencana restrukturisasi.

Salah satunya adalah dengan memangkas pekerja di Eropa dan beberapa negara berkembang untuk merampingkan operasi produksi dan memulihkan bisnisnya yang ada dalam kondisi yang tidak stabil.

Kemerosotan bisnis yang semakin dalam, diperburuk oleh pandemi, telah mendorong Nissan untuk bekerja pada langkah-langkah reformasi tambahan. Mereka telah mengumumkan penutupan pabrik di Spanyol dan Indonesia dan beberapa pasar negara berkembang lainnya, dan penghapusan secara bertahap sub-merek Datsun.

Rencana perampingan, yang dilaporkan bulan lalu, diharapkan akan mengemuka dalam laporan rencana manajemen jangka menengah baru yang akan diumumkankan. Reformasi ekstrem yang mereka lakukan kemungkinan akan mencakup pengurangan kapasitas output global sebesar 20 persen pada tahun fiskal 2022.

Nissan rencananya akan merilis hasil pendapatannya pertahun yang berakhir Maret. Kerugian bersih yang ditaksir dari grupnya mencapai 95 miliar yen, pada tahun fiskal 2019 dari penjualan global mencapai 4,79 juta unit kendaraan. Angka ini menandai penurunan progresif dari rekor tertinggi 5,79 juta unit yang dicapai pada tahun fiskal 2017.

Artikel Menarik Lainnya

 

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X