Catat Kerugian Rp 3 Triliun di Semester Pertama, Begini Tanggapan Aston Martin!

- Selasa, 4 Agustus 2020 | 15:44 WIB
Logo pabrikan Aston Martin. (REUTERS/Rebecca Naden)
Logo pabrikan Aston Martin. (REUTERS/Rebecca Naden)

Di tengah pandemi COVID-19, pabrikan industri otomotif diyakini catat keuangan yang menurun akibat efek negatif pandemi COVID-19. Hal ini juga dialami oleh pabrikan asal Inggris, Aston Martin. 

Pada semester pertama, Aston Martin mencatat kerugian hingga US$ 208 juta atau Rp 3 triliun. Melihat hal itu, Aston Martin mengaku berharap pada model SUV pertamanya, Aston Martin DBX yang segera mengaspal. 

di Tiongkok, dimana sosial ekonomi lebih dulu membaik dibanding negara lain juga memberikan dampak baik bagi Aston Martin. Aston Martin ngaku pasar Tiongkok merupakan salah satu pasar utama bagi mereka, khususnya Aston Martin DBX nanti. Di saat ketersedian stok yang melangka, momen ini dijadikan kesempatan untuk Aston Martin menjaga nilai ekskulsif mereka.

"Kami sedang mengembalikan eksklusivitas mobil sport kami. Menyeimbangkan kembali pasokan dengan permintaan yang dalam jangka pendek berarti volume grosir yang lebih rendah, tetapi diperlukan untuk kesuksesan di masa depan," ungkap bos Aston Martin, Lawrence Stroll melalui sebuah video yang diposting oleh Aston Martin. 

Sebelumnya, Aston Martin berencana melakukan efisiensi tenaga kerja guna dapat menjaga kas operasional perusahaan. Aston Martin mengatakan akan merumahkan 500 pekerja dari 2.600 pekerja demi bisa menghemat 10 juta Poundsterling. 

Untuk saat ini, saham Aston Martin bahkan menurun hingga 9.3 persen. Jika ditambahkan dengan penurunan sejak sajam perusahaan dibuka ke publik pada 2018 lalu, saham Aston Martin dilaporkan menurun hingga 89 persen.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X