Mobil bekas Tiongkok seperti Wuling kini banyak diminati oleh masyarakat. Bahkan oleh para pengusaha rental mobil hingga perusahaan taksi. Itu sebabnya mobil Wuling secara branding terus menanjak dan semakin besar.
Manajer Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih mengatakan Wuling memiliki strategi yang baik dalam mengelolah mobil bekasnya. Mereka berani membelinya kembali untuk disewakan ke partner mereka sehingga mobilnya tetap beroperasi.
"Mobil Tiongkok di Indonesia strateginya bagus. Dia berani buy back mobil bekasnya. Kemudian dikemanakan barang buy backnya, dia rentalkan atau dibuat taksi bersama partner-partnernya," kata Kosasih pada Indozone di Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Hal ini menurutnya membuat mobilnya tetap beroperasi dengan baik, tetap ada di jalan sehingga menjaga kekuatan brandnya. Lagi pula masyarakat mulai suka dengan mobil asal Tiongkok seperti Wuling dan DFSK karena mereka memiliki mesin yang tangguh tapi murah.
"Peminat dari mobil Tiongkok bagus sekarang karena mobilnya murah. Dan harus diingat, barangnya murah tapi nggak murahan. Mobil Tiongkok sekarang ini murah tapi tidak murahan, karena secara teknologi dia bisa menang loh. Mobil Jepang itu, baru Euro 2 mesinnya. Ini mobil DFSK itu sudah Euro 4. Di situ aja udah menang. Belum lagi speknya," bebernya.
Strategi dan kematangan bisnis produsen mobil Tiongkok di Indonesia membuat mereka saat ini tak bisa dipandang sebelah mata, karena produknya perlahan-lahan mulai merangsek menjadi produk unggul di pasar. Selain itu, mereka juga sudah mampu bersaing dengan brand mapan yang ada di Tanah Air.
