Indonesia baru saja menggalakkan penggunaan kendaraan listrik, yang diupayakan dimulai dari instansi kementrian.
Kebijakan yang diterbitkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut memerintahkan pemerintah pusat dan daerah menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas.
Nah, kalau Indonesia baru menerbitkan aturan tersebut, kota Kopenhagen, Denmark sudah ramah kendaraan listrik sejak lama.
Denmark ramah mobil listrik
Saat Tim Z Creators, Arnie Simanjuntak berjalan-jalan ke sana, mengisi daya listrik mobil di tepi jalan raya adalah hal yang lumrah.
Sama halnya dengan pengisian bahan bakar minyak (BBM), untuk mengisi daya listrik di titik pengisian, kamu harus membayar tanpa harus berlangganan, namun biasanya harganya lebih mahal (kalau enggak berlangganan).
Harganya terlihat jelas di titik pengisian atau dengan menggunakan aplikasi pemasok. Clever, E.on, Tesla, Ionity, Sperto, Spiri adalah beberapa pemasok yang menawarkan stasiun pengisian yang tersedia untuk umum.
Pengisi daya di jaringan publik Clever semuanya memiliki tegangan setidaknya 22 kW. Ada juga yang dayanya sampai 50+ kW di sebuah titik pengisian cepat di kota besar dan sepanjang jalan raya.
Bahkan di salah satu titik di Denmark, kamu bisa menemukan stasiun pengisian listrik baru (100+ kW).
Sementara pemasok listrik E.ON menawarkan lebih dari 1.350 titik pengisian daya di kota-kota dan pengisi daya cepat di sepanjang jalan raya. Untuk mencarinya kamu bisa menggunakan aplikasi dari EasyPark, termasuk untuk membayar parkir dan pengisian daya.
Kamu juga bisa menggunakan aplikasi EasyPark di semua pengisi daya publik E.ON di Denmark.
Sistem pembayarannya dilakukan melalui aplikasi dengan menggunakan kartu kredit.
Kelemahan mobil listrik
Meski mobil listrik sudah banyak bersliweran di jalanan Denmark, namun sebuah survey yang melibatkan 2.000 responden, hanya 13 persen orang yang memilih mobil listrik saat akan membeli mobil baru.
Harga, daya tahan baterai, dan kurangnya titik pengisian daya menjadi faktor pertimbangan dalam memutuskan beralih ke kendaraan listrik. Ditambah lagi menurut mereka mobil listrik enggak tepat untuk perjalanan jauh.
Memang, banyak hal penting yang harus diperhatikan sebelum memilih mobil listrik sebagai kendaraan sehari-hari. Misalnya faktor biata dan ketersediaan titik pengisian daya yang lebih banyak.
