Banyak orang beranggapan mobil matic lebih boros dari mobil manual. Kepraktisan dalam mengeoperasikannya kerap menjadi alasan tunggal untuk klaim bahwa mobil matic lebih boros menenggak bahan bakar. Padahal sepenuhnya tidak benar.
Punggawa bengkel Worner Matic, Hermas Prabowo mengungkapkan kalau pembandingnya adalah mobil matic keluaran tahun 90-an mungkin lebih boros. Tetapi faktanya dengan kemajuan teknologi pada mobil matic membuatnya juga kompetitif dalam urusan efsiensi bahan bakar.
"Kalau untuk mobil matic zaman dulu itu fakta, bahwa matic boros. Tapi sekarang sebetulnya saya masih menganggap bahwa itu mitos, mengapa? Karena mobil matic zaman dulu kemampuan menyalurkan tenaganya dibandingkan manual bisa selisih dua sampai tiga persen. Tapi sekarang teknologi matic nya sudah canggih sehingga lebih efisien," ungkap Hermas di Jakarta, Minggu malam (10/5/2020)
Hermas menjelaskan kecanggihan mobil matic dengan aplikasi torque converter clutch sebagai penerus tenaga dan putaran tenaga mesin membuatnya lebih enteng sehingga mobil lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar.
"Zaman sekarang teknologi matic semakin canggih. Memang dalam kecepatan antara nol sampai 60 km per jam itu tenaga tidak tersalur sempurna kalau di matic. Tapi sudah masuk 60 km ke atas itu tenaga sudah tersalur full sehingga enteng," ujarnya.
Selain soal teknologi, ia juga menerangkan soal efisiensi bahan bakar juga tergantung perilaku berkendara karena meskipun mobil manual tapi kalau cara bekendaranya tidak rapi konsumsi bahan bakarnya juga pasti tinggi.
"Kalau kita bawa manual, kita kadang ngatur gas dan koplingnya gak rapi. Kadang gasnya naik dulu kopingnya telat. Itu kan, kalau macet konsumsi bensinnya gede otomatis. Kalau di matic kan gak terjadi. Kita lepas rem aja mobil sudah jalan sendiri. Nah, itu kan ada efek lebih hemat," terangnya.
