Penarikan motor atau kendaraan yang melakukan kredit di Adira Finance biasanya sudah melalui mekanisme dan konsultasi yang baik dengan konsumen. Hal ini karena sejak awal Adira itu hadir sebagai sahabat bagi konsumen.
Direktur Penjualan, Service dan Distribusi Adira Finance, Niko Kurniawan mengatakan bila pembayaran kreditnya jatuh tempo mereka bicarakan dengan konsumen untuk kelanjutannya ke depan. Apakah mereka bisa melanjutkannya atau tidak.
"Penarikan kendaraan tidak langsung dilakukan saat mereka tidak bisa bayar. Karena kita sediakan konsultasi. Misalnya dia belum mampu bayar. Kita tanya mampunya berapa? Kalau sehari sudah lewat jatuh tempo kita kontak dan kita komunikasikan seminggu. Kalau ada masalah kita panggil ke kantor dan cari solusi, apakah pembayarannya direschedule atau bagaimana," kata Niko di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (20/1/2020).
Dalam konsultasi, lanjutnya biasanya kita carikan solusi, apakah tenornya diperpanjang dan angsurannya diturunkan atau memang dia sudah tidak bisa lagi membayar. Dalam kondisi ini nanti ditarik dan dijual kembali sesuai dengan harga saat ini.
"Nanti ada janji bayar. Kalau benar-benar tidak bisa kita bayar. Unitnya kita tarik. Banyak juga yang datang nyerahin motornya. Ok, nanti kita atur. Kita jualkan. Kalau ternyata dijual masih ada uang lebih kita kembaliin sesuai DP-nya," bebernya.
Selanjutnya kendaraan akan dijual melalui mekanisme lelang. Dari pengalaman, misalkan Down Payment (DP) sampai 50% biasanya ada kelebihan. Namun kebanyakan yang mengambil kredit motor biasanya dengan DP kecil sehingga mereka tidak bisa mendapat uang kembali.
"Kita biasa jual dengan lelang. Kalau ada lebihnya kita kasih ke customer. Contohnya ia DP-nya 50%, lalu tidak mampu bayar. Kemudian kita jual. Pasti ada sisanya dong dan kita kembaliin. Tapi kebanyakan tidak ada sisanya karena DP-nya minim semua. Kalau DP kecil tidak ada uang kembali malah kita yang rugi," tukasnya.
