Polda Metro Jaya menyebut dua dari tiga tersangka pembuat dan penyebar konten barang bukti pakaian bekas atau thrifting dinarasikan untuk hadiah lebaran merupakan seorang buzzer. Buzzer tersebut juga tidak menyukai aparat kepolisian.
"Untuk sementara, hasil proses penyidikan kita memang mereka ini buzzer," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol Auliansyah Lubis dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Baca Juga: Begini Cara Penyebar Konten Barbuk Thrifting Hadiah Lebaran di Media Sosial
Kombes Aulia bersyukur karena jajaranya sudah berhasil menangkap tersangka berinisial IAS dan EW. Sebab, keduanya tersangka rupanya kerap menebar keributan.
"Bersyukur dengan kita ungkap ini yang harus kita lakukan penindakan. Buzzer ini yang membuat keonaran di media sosial yang akhirnya bikin ribut," paparnya.
Tak Suka Dengan Polisi
Motif IAS dan EW menebar berita hoax terkait thrifting lantaran keduanya tidak menyukai aparat kepolisian. Polda Metro Jaya sendiri masih mendalami perihal alasan tersebut.
"Kalau dari hasil pemeriksaan kita ini dia belum bisa memberi jawaban yang pasti, hanya saja dia mengatakan tidak suka sama polisi, seperti itu. Nah kita masih kembangkan terus," kata Aulia.
Bukan Pelaku Thrifting
Selain itu, Polda Metro Jaya memastikan keduanya juga buka pelaku penjualan thrifting. Mereka real seorang buzzer yang tidak menyukai polisi.
"Mereka ini tidak ada hubungannya (dengan pelaku thrifting). Sementara ini hasil penyelidikan kami tidak ada hubungannya dengan hasil tangkapan kami yang terdahulu terkait dengan balpres," papar Aulia.
Baca Juga: Motif Penyebar Konten Narasikan Barbuk Thrifting Hadiah Lebaran, Kesal dengan Polisi
Sebelumnya, media sosial digegerkan dengan postingan berisi tangkapan layar yang menampilkan barang bukti thrifting dipajang oleh Polda Metro Jaya. Namun, narasi di foto tersebut menyebutkan jika barang bukti itu akan dihadiahkan oleh salah satu orang yang bekerja di Polda Metro Jaya.
Dari hasil pendalaman polisi, pelaku dalam kasus ini berjumlah tiga orang. Satu pelaku yang berperan membuat konten mengaku hanya iseng membuat konten tersebut sedangkan dua pelaku lainnya turut menyebar postingan tersebut dengan dalih tidak suka dengan polisi.
Artikel Menarik Lainnya:
