Pengamat: Sindiran Megawati Bisa Mengarah ke Jokowi

- Kamis, 20 Februari 2020 | 16:36 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Joko Widodo. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).

Pengamat Politik Ujang Komarudin melakukan analisis terhadap sindiran Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, soal kemunculan politik dinasti di tubuh partainya. 

Jelang bergulirnya Pilkada 2020, muncul para sosok baru yang siap mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Mereka pun berasal dari kalangan penguasa Tanah Air. 

Sebut saja Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, yang masing-masing dari mereka merupakan putra dan menantu Presiden Joko Widodo

Fenomena itu membuat Megawati gusar karena PDIP dijadikan tempat politik dinasti. Meski tidak menyebut nama, Ujang menilai sikap 'Mak Banteng' bisa tertuju ke Jokowi

"Memang secara spesifik sindiran tersebut tidak mengarah ke tokoh tertentu. Sindirannya bersifat umum. Namun, sindiran itu juga bisa mengarah ke Jokowi. Terkait dengan majunya Gibran di Pilkada Solo," kata Ujang kepada Indozone, Kamis (20/2/2020).

Ujang pun menilai Megawati harus menelan pil pahit karena abai pada aturan partai, jika ingin mengusung Gibran. PDIP dikenal sebagai partai kaderisasi. Mereka yang maju menjadi calon kepala daerah pun harus melakukan pendaftaran di Partai Banteng tersebut.

"Megawati bagai makan buah simalakama, yang membuat Megawati menabrak sendiri aturan yang dibuatnya di PDIP. Itu karena kita tahu, Gibran tidak lolos administrasi sebagai calon kepala daerah di PDIP. Namun, tetap akan dipaksakan maju menjadi calon Wali Kota Solo," jelasnya.

Ujang menilai saat ini merupakan era kaum milenial. Partai pun harus mengikuti arus itu jika ingin meraih simpati masyarakat.

"Mau tidak mau dan suka tidak suka, partai akan berusaha mengusung calon kepala daerah dari milenial. Gibran bisa menang mudah, karena bisa saja dia lawan kotak kosong. Bobby bisa menang, tetapi harus kerja keras," tutur Ujang. 

Sebelumnya, Megawati menekankan regenerasi politik tidak dijadikan momentum membangun dinasti. Dia tidak ingin memaksakan calon yang diusung dari keluarga hingga kerabat dari petinggi partai. 

"Kalau kalian punya anak, anaknya itu enggak bisa, jangan dipaksa-paksa. Jengkel lho saya. Lah iya lho, ngapain sih kayak enggak ada orang. Kader itu ya anak kalian juga lho," kata Megawati saat pidato pengumuman calon kepala daerah gelombang I di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X