Wacana Ganjil Genap di Jakarta 24 Jam, Pemobil: Malah Nggak Bijak, Persulit Masyarakat!

- Selasa, 11 Agustus 2020 | 12:09 WIB
Pengendara kendaraan bermotor melintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman saat hari pertama pemberlakuan kembali kebijakan ganjil-genap kendaraan di Jakarta, Senin (3/8/2020). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Pengendara kendaraan bermotor melintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman saat hari pertama pemberlakuan kembali kebijakan ganjil-genap kendaraan di Jakarta, Senin (3/8/2020). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Wacana yang digelontorkan Pemprov DKI terkait kebijakan ganjil genap (gage) di Jakarta sepanjang waktu atau 24 jam serta berlaku untuk seluruh jenis kendaraan menuai pro dan kontra. Masyarakat pengguna mobil pun merasa wacana pemerintah itu tidak bijak karena akan menyusahkan masyarakat.

Syafitri atau yang kerap disapa Sapit, Seorang guru di sebuah SMK di Kota Depok tidak setuju dengan wacana itu. Dia yang kesehariannya menggunakan mobil sebagai alat transportasi dari rumahnya di Jakarta Timur menuju Depok merasa wacana itu memberatkan masyarakat jika wacana itu sudah menjadi kebijakan.

"Soal gage diberlakukan lagi menurut saya malah nggak bijak. Gage cuma beberapa jam saja sudah bikin masyarakat bingung karena harus cari jalan lain atau nunggu pulang lebih malam misalnya," kata Sapit kepada Indozone, Selasa (11/8/2020).

Jika wacana ganjil genap 24 jam berlaku menurutnya malah akan menyulitkan masyarakat. Sebab, di tengah situasi pandemi virus corona yang belum usai, pemerintah pun juga sedang melakukan pembatasan jumlah penumpang di angkutan umum.

-
Karyawan melakukan pengecekan saat uji coba bus listrik di Kantor Pusat PT Transjakarta, Cawang, Jakarta, Senin (6/7/2020). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

"Pemerintah membatasi masyarakat untuk penggunaan transportasi umum tetapi kok malah diberlakukan lagi gage, jadi makin mempersulit masyarakat," beber Sapit.

Mengenai wacana kebijakan gage untuk semua jenis kendaraan salah satunya motor, Sapit pun juga tidak menyetujuinya. Alasannya karena pengendara mobil seperti dirinya akan beralih ke moda transportasi lain seperti  motor jika pelat mobilnya tidak sesuai karena kondisi pandemi yang saat ini belum hilang dan membahayakan dirinya jika beralih ke angkutan umum.

"Gage motor itu bakal ngerepotin masyarakat banget apalagi yang kerjanya jauh. Misal orang yang biasa bawa mobil dengan pelat ganjil di tanggal genap akan beralih ke motor. Kalau yang benar-benar cuma punya satu mobil dan satu motor dengan pelat ganjil akan repot banget," kata Sapit.

"Bisa saja sih dialihkan untuk naik transportasi umum tetapi kan penggunaannya dibatasi terus. Secara efisiensi waktu juga akan beda dengan kita naik kendaraan biasa," sambungnya.

Senada dengan Sapit, seorang jurnalis yang berkantor di wilayah Jakarta Selatan bernama Yulia Marianti keberatan dengan gage yang berlaku selama 24 jam termasuk di seluruh ruas jalan dan semua jenis kendaraan. Menurutnya, perlu ada kajian mendalam perihal wacana itu.

"Nah ini nih gage 24 jam buat mobil dan motor itu sudah dikaji ulang atau belum sih sama pemerintah? Indonesia kan warganya belum tertib dan dari sisi transportasi belum memadai. Aku pribadi keberatan kalau gage harus sampai 24 jam, nggak masuk akal aja gitu," kata Yulia.

Yulia yang kerap kali berkantor menggunakan mobil ini mempertanyakan tujuan gage jika berlaku selama 24 jam. Tujuan gage untuk mengurai kemacetan Jakarta dan disebutnya Jakarta tidak selalu macet hingga 24 jam.

"Yang jadi masalah adalah ketika gage tidak dibarengin transportasi memadai, contohnya TransJakarta di jam kerja itu kan full penumpangnya tapi armadanya dikit jadi lama dan akhirnya numpuk apalagi pas pandemi gini. Kalau numpuk, banyak orang resiko terinfeksi corona lebih rentan," pungkas Yulia.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB

Fotokopi KTP Tidak Berlaku Lagi, Ini Penggantinya

Sabtu, 16 Maret 2024 | 18:05 WIB
X