Terlalu Banyak Pria yang Feminin, Tiongkok Luncurkan Kampanye Agar Buat Pria Lebih Jantan

- Sabtu, 6 Februari 2021 | 23:14 WIB
Band seperti TFBoys sangat populer, tetapi media bertanya apakah mereka adalah panutan yang baik atau tidak karena sikap yang feminin. (Photo/BBC)
Band seperti TFBoys sangat populer, tetapi media bertanya apakah mereka adalah panutan yang baik atau tidak karena sikap yang feminin. (Photo/BBC)

Kementerian Pendidikan Tiongok belakangan ini membuat pernyataan bahwa mereka khawatir dengan terlalu banyaknya pria yang feminin di negara tersebut. Hal itu karena negara tirai bambu itu pria panutan yang kuat, atletis, dan 'pahlawan tentara' karena terlalu banyak pria yang jadi feminin

Demi mengantisipasi hal tersebut, Tiongkok mengeluarkan program kampanye dengan judul 'Proposal untuk Mencegah Feminisasi Remaja Laki-Laki'.

Dilansir dari World of Buzz, Sabtu (6/2/2021), melalui pemberitahuan ini, kementerian pendidikan menghimbau sekolah-sekolah di Tiongkok untuk mematuhi dorongan pendidikan yang dimaksudkan untuk mereformasi penawaran mereka pada pendidikan jasmani serta memperkuat perekrutan guru.

Pemberitahuan tersebut meminta sekolah untuk merekrut warga negara Tiongkok yang 'jantan' sebagai guru, terutama pensiunan atlet dan orang-orang dari latar belakang olahraga. Ini dimaksudkan untuk 'mengembangkan dengan penuh semangat' olahraga tertentu seperti sepak bola dan untuk 'menumbuhkan kejantanan siswa'.

Baca juga: Harimau yang Lepas di Singkawang Dilumpuhkan Dengan Peluru tajam

Pada Mei 2020, seorang delegasi dari badan penasihat tertinggi Tiongkok, Si Zefu mengkritik laki-laki muda Tiongkok sebagai 'lemah, pemalu dan merendahkan diri'.

Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa ada tren di kalangan pemuda Tionghoa untuk menjadi lebih feminin yang akan 'membahayakan kelangsungan hidup dan perkembangan bangsa Tionghoa' dan menyerukan agar tren ini dikelola secara efektif.

Si Zefu juga mengklaim bahwa lingkungan rumah di Tiongkok adalah penyebab feminisasi laki-laki karena kebanyakan anak laki-laki dibesarkan oleh ibu dan nenek mereka.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar sekolah memainkan peran yang lebih penting dalam memastikan maskulinitas laki-laki Tionghoa 'dilindungi'.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X