Berhasil Temukan Vaksin Virus Corona, Peneliti Tiongkok Dicap Berbohong

- Kamis, 28 Mei 2020 | 14:11 WIB
Ilustrasi vaksin virus corona.(freepik)
Ilustrasi vaksin virus corona.(freepik)

Tiongkok, negara pertama yang berhasil menemukan vaksin virus corona. Penemuan itu diberi nama Ad5-ncov, dan telah diuji coba terhadap manusia.

Vaksin tersebut reaktif saat disuntikkan ke tubuh. Selanjutnya, berhasil membentuk antibodi.

Alih-alih mendapatkan pujian, peneliti dari Tiongkok justru dianggap berbohong. Apalagi komentar netizen di social media. Tudingan virus corona sengaja dibuat di laboratorium kembali menyeruak.

Wang Yanyi, Kepala Institut Virologi Wuhan menjelaskan cara kerja mereka saat meneliti vaksin virus corona. Dia membantah tudingan bahwa pihaknya telah memiliki vaksin lebih dahulu.

"Sama seperti semua orang, kami juga tidak mengetahui soal virus corona yang masih misterius," katanya seperti Indozone lnsir dari CGTN, Kamis (28/5/2020).

Menurutnya, sample virus corona dari penderita yang telah terjangkit virus corona pada akhir 2019. 

"Kami mendapatkan sample-nya. Lalu, kami periksa patogennya. Ternyata berisi coronavirus. Bagaimana mungkin kami sudah menyiapkan semuanya untuk membuat vaksin. Itu sama sekali tak masuk akal. Ada beberapa tahapan yang dilalui untuk menciptakan vaksin," sebutnya.

-
Wang Yanyi, Kepala Institut Virologi  Wuhan.(Twitter/@cgtn)

Sample Virus Kelelawar

Pihak Institut Virologi Wuhan juga sempat meneliti virus dari kelelawar. Wang Yanyi menjelaskan, virus pada kelelawar terdapat kesamaan genome dengan Covid-19.

"Virus yang kami teliti dari kelelawar, memiliki kesamaan dengan SARS-CoV-2 atau virus corona, dinamakan RaTG-13," sebytnya.

Namun Wang Yanyi menjelaskan, ternyata virus pada kelelawar memiliki perbedaan dengan Covid-19. Itu terlihat sangat jelas.

"Jika dilihat oleh orang yang tidak terlalu paham, perbedaan ini sangat besar. Padahala, terlihat sangat nyata bawah virus corona masuk dalam RNA virus, dengan genome terbesar. Perbedaan itu bisa lebih dari 1.100 nucleotide position," tambahnya.

Menurutnya, butuh waktu bagi virus pada kelelawar untuk bermutasi menjadi SARS-CoV-2 atau virus corona.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X