Hindari Kondisi Lebih Buruk karena Corona, Pemerintah Diminta Ambil Langkah Ini

- Selasa, 21 Juli 2020 | 14:39 WIB
Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (13/4/2020). (INDOZONE/Febio Hernanto)
Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (13/4/2020). (INDOZONE/Febio Hernanto)

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Ina Primiana mengatakan, ada sejumlah cara untuk menghindari dampak buruk pandemi virus corona (Covid-19) lebih jauh pada perekonomian Indonesia. Indonesia harus melawan dengan sejumlah langkah taktis untuk ini.

"Pertama adalah mendorong industri yang tumbuh dan yang mengalami surplus, tadi kita sudah jelas itu adalah makanan minuman dan logam dasar atau sektor padat karya, agar segera produksi," kata Ina dalam diskusi virtual, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Ina menuturkan, langkah ini bertujuan untuk menghindari kondisi yang lebih buruk jika industri tidak segera bergerak. Cara kedua ialah memetakan industri kecil menengah (UKM) untuk mendorong produk substitusi impor pada sektor dengan impor tinggi.

"Antara lain tadi udah jelas yang impornya tinggi mana, karena adanya larangan impor di mana negara-negara lain juga membatasi maka kita akan mandiri. Nah itu adalah barang dari logam, komputer barang elektronik, mesin dan perlengkapannya," tuturnya.

"Ini juga kaget Kementerian Perindustrian 35% di tahun 2022, untuk komputer itu sudah pernah bagaimana mendorong untuk mengurangi impor juga, ini sudah terjadi dan memang berkurang impornya," sebutnya.

Dia menambahkan, untuk strategi jangka menengah yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah pasca Covid-19, dengan terjadinya global dan adanya karangan impor tersebut sebetulnya jadi menjadi peluang sangat bagus bagi Indonesia. Pasalnya, momen atau peluang yang sangat baik bagi industri dalam negeri untuk mengisi kekosongan pada rantai pasok industri dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan saya saing. 

"Jadi saat ini ada hikmahnya. Jadi ketahuan ternyata yang membuat berhenti juga industri karena kita enggak punya bahan baku atau bahan penolong yang digunakan sebagai substitusi impor," imbuhnya.

Diketahui ada dua sektor yang mengalami surplus dari sisi perdagangan, ekspor dan impor. Keduanya ialah industri makanan dan minuman (Mamin) dan industri logam dasar.

"Nah, ini yang menarik sektor ada yang mengalami surplus pada neraca perdagangan yaitu makanan minuman jadi ekspor nya sekitar 7,99 miliar dolar AS, impornya 2,61 miliar dolar AS dan juga untuk sektor logam dasar, ekspornya juga  surplus 5,48 miliar dolar AS, untuk impornya 3,69 miliar dolar AS," sambugnya Ina.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X