Biden Unggul di Poling, Donald Trump Bisa Menang?

- Kamis, 29 Oktober 2020 | 21:41 WIB
Presiden Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden pada debat calon presiden AS yang terakhir di Belmont University di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, Kamis (22/10/2020). (photo/REUTERS/Jim Bourg)
Presiden Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden pada debat calon presiden AS yang terakhir di Belmont University di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, Kamis (22/10/2020). (photo/REUTERS/Jim Bourg)

Dua calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Joe Biden menjalani debat terakhir mereka di Belmont University, Nashville, Tennessee, Jumat (23/10/2020) lalu.

Debat terakhir itu mengusung enam tema yakni "Memerangi Covid-19", "Keluarga Amerika", "Ras di Amerika", "Perubahan Iklim", "Keamanan Nasional", dan yang terakhir tentang "Kepemimpinan".

Pada 3 November mendatang masyarakat AS akan melangsungkan pesta demokrasi yang terjadi hanya empat tahun sekali di negara tersebut.

Saat ini beberapa media Amerika Serikat telah melakukan poling, nama Joe Biden sebagai kandidat dari Partai Demokrat (PD) lebih diunggulkan ketimbang rivalnya dari Partai Republik (PR) yang juga sebagai petahana Donald Trump, seperti yang dilansir dari Financial Times, Kamis (29/10).

Terlihat pada laman tersebut, Biden unggul hampir di semua wilayah dari pada Trump.

-
Cuplikan layar hasl poling Biden yang terlihat unggul dari pada Trump. (photo/dok.Financial Times)

Kembali  Empat tahun silam, pada 8 November 2016, Donald Trump sukses mementahkan semua prediksi lembaga poling, media massa dan pengamat ketika dia mengalahkan Hillary Clinton yang selalu unggul dalam jajak pendapat.

Saat itu hampir semua jajak pendapat mengunggulkan Clinton, namun segelintir yang menolak kelaziman itu. Salah satunya adalah Allan Lichtman, profesor sejarah dari American University.

Lichtman menggunakan model 13 kunci yang di antaranya adalah soal bagaimana partai inkumben menguasai mayoritas kursi di DPR setelah pemilu sela. Waktu itu separuh dari 13 kunci Lichtman tersebut tidak berpihak kepada Hillary Clinton.

Lichtman berasumsi ketika separuh dari 13 kunci itu tidak berpihak kepada salah satu calon, maka calon yang satunya lagilah yang bakal menang. Dalam kata lain, siapa pun calon yang dimajukan oleh Demokrat saat itu tak akan menang menghadapi siapa pun calon yang ditawarkan Republik.

Lichtman benar. Trump mendapatkan 352 suara elektoral atau Electoral College, sebaliknya Clinton hanya mengumpulkan 173.


-
Presiden Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden pada debat calon presiden AS yang terakhir di Belmont University di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, Kamis (22/10/2020). (photo/REUTERS/Jim Bourg)

Petahana Donald Trump tampil lebih baik dibandingkan dengan debat pertama, namun itu tidak menghindarkan dia untuk terus di belakang calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dalam jajak pendapat.

Jajak pendapat pascadebat terakhir oleh CNN, Democratic Pollsrter dan YouGov misalnya, menunjukkan Biden unggul.

Trump juga ditempel ketat di beberapa negara bagian yang selama ini memilih Partai Republik seperti Montana, Texas dan Ohio.

Sebanyak 51 juta pemilih telah menyalurkan suara dalam pemungutan suara dini yang menurut laman Politico memunculkan fenomena besar meluapnya jumlah pemilih terdaftar Demokrat di negara bagian-negara bagian bersuara mengambang yang tidak pernah terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X