Selain aksi teror pelemparan bahan peledak di rumah orang tua Veronica Koman, ternyata aksi teror lainnya sempat dialami Veronica dan keluarganya. Aksi teror terjadi lebih dari satu kali dengan cara berbeda.
Hal tersebut diungkapkan oleh pengacara Veronica Koman, Michael Himan. Michael mengatakan aksi teror ke kliennya sempat terjadi pada beberapa bulan yang lalu.
"Sebelumnya sudah pernah (diteror) tertanggal 24 Oktober 2021. Itu terornya semacam pembakaran di pintu masuk rumah. Itu kejadian pagi juga, dihari Minggu juga, jam yang sama juga," kata Michael saat dihubungi wartawan, Senin (8/11/2021).
Michael menyebut aksi teror pada 24 Oktober memiliki waktu kejadian yang sama dengan aksi teror pada 7 November kemarin. Dia menilai jika aksi teror ini buntut dari profesi kliennya yang membela Papua disebutnya salah sasaran.
"Sejak awal saya mengetahui siapa Veronica Koman dan dulu sama-sama juga rekan di LBH Jakarta yang mana sama-sama juga kita membela itu bukan dari berbagai latar belakang, bukan hanya orang Papua tetapi seluruh orang, rakyat Indonesia yang merasa terzalimi, yang buta hukum, yang termarjinalkan kami selalu konsisten menyuarakan pelanggaran HAM," kata Michael.
"Sehingga teror bom yang diledakkan di rumah orang tua Veronica Koman adalah salah sasaran dan tidak profesional," sambungnya.
Lebih jauh Michael berharap aksi teror ini tidak terulang. Dia juga meminta Polri segera mengungkap kasus ini.
"Polri harus melakukan penyelidikan secara profesional sehingga menemukan pelaku dan aktor intelektual di balik ancaman seperti ini," kata Michael.
BACA JUGA: Minim Saksi Pelempar Benda Meledak di Rumah Ortu Veronica Koman, Tapi...
Sekadar informasi, ledakan terjadi di depan kediaman orang tua aktivis Papua, Veronica Koman. Ledakan tersebut terjadi pada Minggu, 7 November 2021 kemarin.
Kediaman ortu Veronica sendiri diketahui beralamat di Jelambar Baru, Grogol, Jakarta Barat. Polisi menduga ledakan tersebut berasal dari sebuah petasan.
