Geger! Gatot Nurmantyo Bilang PKI Menyusup ke Tubuh TNI: Buktinya Ada di Depan Mata

- Senin, 27 September 2021 | 18:07 WIB
Kolase foto Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan prajurit TNI (Antara/Ist)
Kolase foto Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan prajurit TNI (Antara/Ist)

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo melontarkan pernyataan yang membuat geger terkait eksistensi ideologi komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia.

Menurut Gatot, komunisme jelas masih ada di Indonesia sampai hari ini. Bahkan, kata dia, komunisme sudah menyusup ke tubuh TNI

"Menyusup ke semua lini kekuasaan. Ini yang sangat berbahaya. Bahkan sampai ke TNI juga," kata Gatot saat berbicara dalam webinar bertajuk 'TNI Vs PKI' pada Minggu (26/9/2021).

-
Prajurit TNI mengikuti defile saat Upacara Perayaan HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (5/10/2019). (ANTARA/M Risyal Hidayat)

Gatot bilang, peristiwa pasca-G30S (Gerakan 30 September 1965) melahirkan dendam sejumlah kelompok yang merupakan keturunan biologis anggota PKI atau simpatisannya. Menurut dia, mereka telah menjelma menjadi komunis gaya baru yang bercita-cita menguasai Indonesia.

"Bangsa Indonesia sedang berada di tikungan tajam yang sangat berbahaya," katanya.

"Tentu selalu ada yang membantah dengan berbagai cara dan pendekatan. Bagi saya, itu sah-sah saja di negara demokrasi," katanya pula.

-
Prajurit Kopassus TNI AD mengikuti apel peringatan HUT Ke-67 Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aa

Bukti bahwa komunisme masih ada, kata Gatot, terlihat dari hilangnya patung-patung di Museum Darma Bhakti di Makostrad tersebut.

"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata. Baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO. Ini tunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," kata Gatot.

Gatot mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatnya dari utusannya yang ia perintahkan untuk berkunjung ke Museum Darma Bhakti di Makostrad, bukan cuma patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution saja yang hilang, tetapi juga diorama 7 pahlawan revolusi turut hilang.

"Saya mendapat informasi--walau bagaimanapun saya mantan Pangkostrad--baru akhir akhir ini disampaikan bahwa diorama bukan hanya patung Pak Harto, patung Pak Sarwo Edhie, sama Pak Nasution tapi juga 7 pahlawan revolusi sudah tidak ada di sana, dan khusus di ruangan Pak Harto mencerminkan penumpasan pemberontakan G30SPKI dikendalikan oleh Pak Harto di markasnya," katanya.

-
Diorama peristiwa G30S/PKI di Monumen Pancasila Sakti, di Pondok Gede, Jakarta Timur. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

Gatot mengaku, awalnya dia tidak percaya bahwa patung-patung dan diorama itu hilang. Ia baru percaya setelah utusannya itu memberikan bukti berupa foto dan video usai berkunjung ke museum tersebut.

"Maka saya katakan ini kemungkinan sudah ada penyusupan paham-paham kiri, paham-paham komunis di tubuh TNI," kata Gatot.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X