Penyebab Gedung Pencakar Langit di China Bergoyang Ternyata Bukan karena Gempa Bumi

- Kamis, 20 Mei 2021 | 08:34 WIB
Pertunjukan cahaya yang digelar di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China Selatan. (ANTARA FOTO/Xinhua/Mao Siqian)
Pertunjukan cahaya yang digelar di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China Selatan. (ANTARA FOTO/Xinhua/Mao Siqian)

Guncangan yang terjadi di salah satu gedung pencakar langit di jantung Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, China, pada Selasa (18/5/2021) masih misterius hingga kini. Terungkap gedung pencakar langit itu bergoyang bukan karena gempa bumi.

Dikutip Antara, tidak ada penjelasan lebih lanjut bagaimana otoritas setempat mengatasi guncangan di gedung tersebut, demikian laman berita lokal, Rabu (19/5/2021).

Gedung 79 lantai itu tiba-tiba berguncang pada Selasa pukul 1 siang waktu setempat (12.00 WIB) hingga menyebabkan orang-orang di dalamnya berhamburan menyelamatkan diri.

SEG Plaza yang merupakan pusat perbelanjaan itu akhirnya ditutup total pada pukul 2 siang waktu setempat. Saat kejadian tidak ada catatan kegempaan, kecepatan angin 27 meter per mil pun bukan penyebab gedung tersebut bergoyang. Sampai saat ini penyebab kejadian masih dalam penelitian dan investigasi dari berbagai pihak.

Baca Juga: Konflik Israel-Palestina Bukan Cuma Soal Agama, Hikmahanto: Tak Bisa Dilihat Hitam Putih

Gedung pencakar langit yang selesai dibangun pada tahun 2000 itu merupakan pusat perbelanjaan barang-barang elektronik dan perkantoran di pusat kota yang mengalami kemajuan pesat di wilayah selatan China yang berbatasan dengan Hong Kong itu.

Tayangan video di beberapa media sosial di China menunjukkan ratusan orang panik dan berlarian saat gedung tersebut bergoyang dengan sendirinya.

Salah satu teori yang diunggah oleh Lu Jianxin selaku kepala teknisi China Construction Science and Industry Corp. Dia menyebutkan, fenomena langka itu akibat resonansi mekanik yang dipicu oleh gerakan eksternal.

"Jika tidak ada catatan gempa pada saat itu, bisa jadi ada frekuensi yang tidak disengaja, yaitu resonansi," kata Lu Jianxin.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X