Cerita Pilu dari Korban Pengungsian Akibat Banjir yang Terjang Jakarta

- Jumat, 3 Januari 2020 | 14:18 WIB
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, termasuk juga DKI Jakarta dan sekitarnya cukup menjadi kabar menyedihkan di awal tahun 2020.

Begitu banyak warga yang harus meninggalkan rumahnya karena terendam banjir dengan ketinggian bervariasi. Tak hanya rumah, mereka juga harus merelakan kendaraan dan sejumlah barang, hanyut terbawa derasnya air banjir.

-
potret pascabanjir di Kawasan Cipinang Melayu, Jakarta/ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Seorang korban banjir bernama Lasiem, warga Cipinang Melayu mengaku jika air berwarna kecokelatan itu kini jadi momok menakutkan baginya. Hujan deras yang melanda Jakarta di malam pergantian tahun, membuat sejumlah harta bendanya terendam genangan air.

"Habis semua, kulkas saya bahkan sampai tidak kelihatan lagi. Baju-baju juga hampir semua terendam," ujarnya di pengungsian warga Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Kamis (2/1), melansir dari ANTARA.

Tak hanya Lasiem, ada ratusan orang lainnya dari Kelurahan Cipinang Melayu, harus meninggalkan rumahnya akibat banjir. Rumah warga di kelurahan ini terendam, karena meluapnya Kali Sunter.

Berdasarkan dari informasi warga, air mulai masuk di kelurahan itu sejak pukul 02.00 WIB. Perlahan tapi pasti, air terus mengalami kenaikan hingga sampai batas genting rumah.

-
Proses evakuasi korban banjir Cipinang Melayu/ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Saat itu, Lasiem hanya berhasil menyelamatkan beberapa potong baju dan satu surat berharga. Sedangkan barang berharga lainnya sudah terendam banjir dan tak tau lagi bagaimana nasibnya.

Sementara itu, pengungsi lainnya bernama Rochman, warga RW04, Kelurahan Cipinang Melayu yang ikut mengungsi di Kampus Borobudur bersama dua anggota keluarganya, mengaku saat air mulai masuk, ia langsung bergegas membereskan barang-barang dan surat berharga untuk dibawa. Barang itu langsung dimasukkannya ke dalam tas punggungnya.

-
Pengungsian warga Cipinang Melayu di Tol Becakayu, Jakarta/ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Meski sudah berusaha semaksimal mungkin, banyak pula barang-barang yang harus direlakannya terendam banjir dengan ketinggian mencapai dua meter. Kini, Rochman dan anggota keluarganya, tidur beralasakan tikar dan selimut yang dibagikan petugas Dinas Kesehatan pada pengungsi.

"Cuman segini yang selamat, banjirnya cepat naik yang ini. Sampai kemarin saja masih banyak tetangga yang harus dievakuasi sama polisi," cerita Rochman.

Aktivitas warga lumpuh

Banjir yang menimpa Jakarta sejak Rabu (01/01), tak hanya merendam rumah warga, banjir juga membuat aktivitas warga lumpuh. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai dengan Jumat (3/1), banjir telah menyebabkan 43 orang meninggal dunia.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Agus Wibowo mengatakan, kebanyakan korban meninggal akibat terseret arus air yang deras, longsor, tersengat listrik, dan hipotermia.

Menurut BNPB, korban meninggal terbanyak terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan total 16 orang akibat terseret arus banjir. Sedangkan korban terbanyak kedua berasal dari Kabupaten Lebak sebanyak 8 orang, diikuti Jakarta Timur sebanyak 7 orang meninggal dunia. Kota Bekasi dan Depok, yang masing-masing ada tiga korban meninggal dunia.

-
Direktur Sabhara Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ngajib mengevakuasi jenazah warga Cipinang Melayu/ANTARA/HO-Polda Metro Jaya

Sementara itu, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kota Bogor, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi mencatat ada satu orang meninggal dunia di masing-masing daerah.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X