Rayakan Keberagaman Lewat Tari Cokek

- Minggu, 18 Agustus 2019 | 12:32 WIB
Sekitar 200 penari dari berbagai komunitas dan kalangan melestarikan tari Cokek di pelataran Museum Fatahillah yang merupakan akulturasi budaya Betawi, Cina dan Sunda yang nyaris hilang. (ANTARA News/Muhammad Zulfikar)
Sekitar 200 penari dari berbagai komunitas dan kalangan melestarikan tari Cokek di pelataran Museum Fatahillah yang merupakan akulturasi budaya Betawi, Cina dan Sunda yang nyaris hilang. (ANTARA News/Muhammad Zulfikar)

200 penari dari berbagai komunitas menggelar tari Cokek di pelataran Museum Fatahillah. Tarian ini, merupakan akulturasi budaya Betawi, Cina dan Sunda yang nyaris hilang yang memiliki makna sebagai upaya untuk menjaga kebersihan hati masyarakat.

Tari cokek awalnya merupakan budaya yang dikenalkan seorang pedagang Tionghoa pada abad ke-19, mendapat akulturasi masyarakat di Batavia kala itu. Gerakan tari ini, memiliki berbagai simbol dan diringi alat musik gambang, kromong, suling, gong, gendang, kecrek, sukong dan tehyan atau kongahyan.

Pada awalnya, tari cokek digunakan untuk menyambut tamu di wihara namun keberadaan akulturasi tiga budaya itu mulai hilang karena adanya anggapan miring dari pihak tidak bertanggung jawab.

Gerakan tari dengan tangan ke atas sebagai cerminan masyarakat hanya bisa memohon kepada tuhan yang maha kuasa dan gerakan tangan yang menunjuk mata menjadi simbol bahwa sepatutnya manusia menjaga penglihatan dari hal yang tidak baik. 

Gerakan tangan menunjuk kening, memiliki filosofi kita harus selalu berpikiran baik. Ciri utama tarian adalah maju mundur, memutar, berjinjit menggelengkan kepala serta memainkan kelentikan kedua tangan hingga berputar putar seirama dengan alunan musik gambang kromong.

Ketua Indonesia ID Eva Simanjuntak yang menjadi penggagas acara ini, menegaskan, gelaran tari ini, sekaligus untuk merayakan keberagaman Indonesia. Tari cokek saat ini, sudah tidak banyak lagi dipentaskan di acara budaya maupun kegiatan masyarakat Betawi. 

"Kita menggagas acara ini untuk mengembalikan lagi arti tari cokek yang sebenarnya," kata Ketua Indonesia ID Eva Simanjuntak, di Jakarta, Minggu.

Ia menegaskan, seluruh gerakan tari cokek penuh dengan makna dan memiliki arti filosofi tersendiri. "Kemudian ada juga gerakan yang sejatinya mengajarkan kita untuk selalu berpikir jernih dan positif," ujarnya.

Pelaksanaan setelah peringatan HUT RI ini, lanjut ia, untuk merayakan keberagaman Indonesia. Para penari berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda dari anak-anak, remaja, orang tua, bahkan nenek-nenek. "Karena kita beragam, kita berkebhinnekaan, maka kita menjadi Indonesia," ujarnya.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X