PPP Percaya Jika Jokowi Akan Perhatikan Parpol yang 'Berkeringat'

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 09:38 WIB
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Achmad Baidowi selaku Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP mempercayai bahwa, Presiden Joko Widodo akan memperhatikan partai politik yang "berkeringat" untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf di Pemilu Presiden 2019.

-
ANTARA/Bayu Prasetyo

"Berdasarkan pengalaman lima tahun, Jokowi selalu memperhatikan pihak yang berkeringat," kata Baidowi atau Awiek di Jakarta, Senin (14/10/19).

Baidowi mengatakan bahwa di internal Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum membahas pos-pos menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf. Oleh sebab itulah menurutnya semua parpol KIK belum tahu akan mendapatkan pos-pos di kementerian mana saja.

-
instagram/@babadpolitik

"Kami yang ada di koalisi saja belum bicara apa pun terkait pos di kabinet. Kami pun tidak tahu akan mendapatkan pos apa, semuanya ada di Jokowi," ujarnya.

Dilansir dari ANTARA, Baidowi enggan menegaskan apakah PPP setuju bila ada parpol di luar KIK yang gabung dalam koalisi, karena hal itu merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi mitra koalisi di pemerintahannya.

Menurut Baidowi, wacana merapatnya parpol non-KIK adalah sebuah konsep dan gagasan yang baik. Namun, ia mengatakan bahwa keputusan apakah non-KIK berujung di pos kementerian berada di tangan presiden.

-
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

"Apakah parlemen menjadi 'mlempem'? Tugas parlemen karena tidak kehilangan nalar kritis, kami di DPR bukan tukang stempel tapi mengkiritisi program yang dianggap tidak pro-rakyat," ucapnya.

Baidowi menilai bahwa saat ini oposisi yang kuat hampir sulit terwujud karena komposisi parpol di DPR dari koalisi Jokowi-Ma'ruf sudah lebih dari 60 persen. Ia juga menambahkan jika tidak semua parpol bergabung dalam pemerintahan, juga merupakan hal yang baik. Hal ini karena mekanisme check and balances harus berjalan di parlemen.

"Karena partai koalisi pun bisa kritis terhadap program-program pemerintah yang tidak pro-rakyat," imbuhnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X