BNPT: Jangan Menstigma Tata Cara Berpakaian dengan Radikalisme

- Rabu, 11 Desember 2019 | 10:43 WIB
Antara/Hafidz Mubarak A
Antara/Hafidz Mubarak A

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius meminta agar masyarakat tidak menstigma tata cara berpakaian dengan radikalisme. Ia menegaskan, radikalisme adalah pesoalan mindset.

"Jadi, saya sudah bilang berkali-kali. Pak Mahfud juga sependapat dengan saya. Jangan menstigma tata cara berpakaian dengan radikalisme," ujar Suhardi.

-
Antara/Hafidz Mubarak A

Hal tersebut disampaikannya untuk menanggapi rencana larangan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintahan yang diungkapkan oleh Menteri Agama Fachrul Razi.

Suhardi mencontohkan kejadian bom bunuh diri yang dilakukan satu keluarga di Surabaya. Para pelaku semasa hidup berpenampilan sewajarnya dan seperti masyarakat pada umumnya.

Suhardi juga menyinggung soal jidat hitam yang kerap dianggap berkaitan dengan radikalisme.

"Ini masalah pemikiran. Jadi, enggak bisa kita bilang masalah jidat item, misalnya. Saya jidatnya juga item. Beberapa orang juga, ternyata bagus, nasionalismenya tinggi," ujar Suhardi.

Karena itu, Suhardi mengingatkan agar masyarakat tidak selalu mengasosiasikan orang-orang yang memiliki paham radikal sebatas dari penampilan fisik.

-
Reuters/Stefan Wermuth

Diketahui, beberapa kementerian juga melarang pemakaian cadar, seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di lingkup kementeriannya.

"Kalau di saya (Kemenpan-RB) wajib jangan pakai cadar. Begitu ke luar kantor mau pakai cadar silakan, dia sebagai warga negara, bebas," ujar Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo.

Sementara itu, untuk penggunaan celana cingkrang, Tjahjo mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya tidak berencana mengeluarkan pelarangan celana cingkrang.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X