Profil John Kei, Preman Jakarta Asal Maluku, Pernah Jadi Debt Collector, Sering Dipenjara

- Senin, 22 Juni 2020 | 14:08 WIB
John Kei tersenyum ke kamera. (FOTO ANTARA/Zabur Karuru/pd/pri.)
John Kei tersenyum ke kamera. (FOTO ANTARA/Zabur Karuru/pd/pri.)

Preman ibukota yang sudah terkenal sepak terjangnya, John Kei, kembali ditangkap polisi pada Minggu (21/6/2020). Pria asal Maluku itu ditangkap karena dugaan penembakan dan penganiayaan di Green Lake City, Tangerang, Banten. 

Selain John Kei, polisi juga mengamankan 24 orang lainnya yang diduga ikut terlibat dalam penembakan tersebut. Tim Gabungan Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Tangerang Kota sempat melepaskan tembakan saat mengamankan mereka di Kompleks Titian Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Polisi Tubagus Ade Hidayat menyebut penangkapan John Kei berkaitan dengan perusakan rumah di Cipondoh, Tangerang dan penganiayaan yang menewaskan Yustus Corwing Key (46) di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

"Status (John Kei) belum ditetapkan karena masih proses penyidikan termasuk untuk mengungkap motif tindak pidana yang dilakukan kelompok itu," kata Ade.

Meski namanya sudah tak asing bagi telinga orang Jakarta, publik masih penasaran siapa sebenarnya John Kei, yang bolak-balik berurusan dengan aparat hukum.

Dari penulusuran Indozone.id, John Kei diketahui lahir di Tutrean, Pulau Kei, Maluku Utara, pada Rabu, 10 September 1969. Ia terlahir dengan nama asli John Refra. Nama 'Kei' di belakang John itu merujuk kepada nama pulau tempat ia berasal.

John Kei mulai merantau ke Jakarta pada tahun 1990. Sepuluh tahun hidup di ibukota yang keras, John membentuk organisasi kepemudaan bernama Angkatan Muda Kei atau disingkat dengan nama AMKEI. Organisasi ini dibentuk tak lama setelah kerusuhan yang terjadi di Tual, Pulau Kei, pada Mei 2000.

Sejak tahun itu pula John mulai bekerja sebagai penagih utang (debt collector). Semakin lama, anak buahnya semakin banyak. Dan dia mulai menjalin relasi dengan sejumlah pejabat dan pemodal-pemodal dunia gelap.

Kiprah John Kei sebagai preman ibukota mulai dikenal semenjak bertikai dengan kelompok Basri Sangaji, yang juga berasal dari Maluku. Kelompok Kei dan kelompok Basri saling bersaing dalam menjadi preman nomor satu di Jakarta.

Suatu hari, 2 Maret 2004, pertikaian antara dua kelompok tersebut pecah dan memakan korban. Dua anak buah Basri tewas dan belasan terluka. Ketika kasus ini disidangkan, kelompok Basri melakukan aksi balas dendam hingga menewaskan kakak John Kei, Walterus Refra Kei alias Semmy Kei.

Tak lama setelah itu, Basri Sangaji tewas, diduga dibunuh oleh John Kei. Namun John saat itu terbebas dari hukuman karena ada ditemukan bukti yang kuat bahwa dia pembunuhnya.

Setelah kasus itu redup, John Kei bolak-bolak terlibat bentrok dengan kelompok lain yang juga berasal dari wilayah timur Indonesia. 

Sampai pada 17 Februari 2012, John ditangkap oleh Polda Metro Jaya atas kasus pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung. Perusahaan tersebut belakangan berubah nama menjadi PT Power Steel Mandiri.

Setelah diselidiki dan dipersidangkan, John divonis 12 tahun penjara, sebelum ditambah menjadi 16 tahun penjara oleh Mahkamah Agung pada 29 Juli 2013.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X