Adaptasi Kebiasaan Baru, Kemenhub Harap Sektor Logistik Kembali Normal

- Sabtu, 20 Juni 2020 | 12:32 WIB
Salah satu kapal yang akan membawa logistik ke wilayah Indonesia Timur. (ANTARA/HO-Kemenhub)
Salah satu kapal yang akan membawa logistik ke wilayah Indonesia Timur. (ANTARA/HO-Kemenhub)

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Wisnu Handoko mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia memberikan dampak besar terhadap perekonomian baik global maupun nasional.

Namun saat ini kondisinya sudah berada dalam tahapan fase adaptasi kebiasaan baru, termasuk transportasi laut di mana aktivitas logistik domestik harus kembali normal seperti semula.

Ia menilai prinsip pergerakan transportasi laut pada masa Covid-19 tetap terapkan sosial distancing, protokol kesehatan, dan melancarkan jalur logistik.

"Yang terpenting adalah bagaimana cara memanfaatkan waktu yang sangat berharga dalam masa Covid-19 ini, termasuk diantaranya menjaga kesehatan tubuh dan memastikan pelayanan transportasi laut tetap berjalan hingga ke depan," kata Wisnu di Jakarta, Sabtu (20/6/2020). 

-
Ilustrasi aktivitas laut. (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Wisnu menjelaskan, mengenai regulasi yang telah diterbitkan oleh Kemenhub selama masa pandemi, di antaranya Surat Edaran Nomor SE 12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Laut dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman dari Pandemi Covid-19.

"Setiap penumpang, operator kapal, operator terminal penumpang maupun Syahbandar memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang harus dipenuhi dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini agar tetap aman dari Covid-19," ujarnya.

Dia menjabarkan, tentang kesehatan global dan penanganan krisis saat pandemi Covid-19, termasuk skenario dampak ekonomi akibat krisis di dunia dan juga dampak ekonomi di ASEAN. Sehingga ini harus menjadi perhatian.

"Pertumbuhan ekonomi global 2020 diproyeksi terkontraksi. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menunjukkan masih adanya risiko downside pada proyeksi," ungkapnya.

Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia, kata dia, diproyeksi oleh berbagai institusi menunjukan divergensi di tengah tingginya ketidakpastian. Dampak pandemi juga menyebabkan resesi atau perlambatan ekonomi yang terjadi secara luas termasuk pada mitra dagang Indonesia.

"Pandemi juga mendorong peningkatan pengangguran di hampir seluruh negara maju serta menekan harga komoditas," tambahnya.

Namun di tengah pandemi, lanjutnya, neraca perdagangan masih mencatatkan surplus yang ditopang pertumbuhan positif ekspor. Meski demikian, penurunan impor menunjukkan adanya tekanan pada aktivitas ekonomi domestik.

Jika berbicara tentang simpul logistik maritim di tengah Covid-19 masih menunjukan optimisme, di mana perdagangan dan logistik dunia masih terus berjalan di tengah Covid-19. 

"Peluang ekspor Indonesia masih ada, asal tetap fokus pada produk yang dibutuhkan oleh negara mitra dagang besar dan produk yang berdaya saing tinggi," imbuhnya.

Ia menegaskan, pelabuhan laut harus tetap dibuka sekalipun ada berbagai pembatasan. Adapun data menunjukkan aktivitas kapal masuk dan keluar pelabuhan Indonesia tetap berjalan selama pandemi.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X