Kecelakaan maut bus Sri Padma Kencana yang masuk jurang di tanjakan Cae Jalan Raya Malangbong, Wado, Sumedang , Jawa Barat, menyisakan duka mendalam untuk keluarga korban.
Salah satunya adalah bocah berusia 5 tahun yang berhasil selamat dari peristiwa naas tersebut, namun harus menjadi yatim piatu karena ayah-ibunya jadi korban tewas.
Bocah bernama Ismi Sania Rahma ini merupakan anak dari Ustad Jejen Juraejin (40) serta Nenah Nurhayati (38), warga Tanjungsiang Subang.
Ustad Jejen Juraejin adalah pimpinan rombongan ziarah ke Pamijahan dan guru pengampu studi tour rombongan SMP IT Al-Muaawanah, Cisalak, Kabupaten Subang.
Saat ini, Ismi dirawat di RSUD Sumedang karena mengalami patah tulang di bagian kaki. Dia berjuang melawan sakit sambil ditemani oleh bibinya, Diah Syadah. Dia juga mendapatkan pendampingan psikologis, termasuk dari polwan.
Saat kejadian, Ismi duduk di bagian depan sehingga mengetahui persis bagaimana bus saat masuk ke dalam jurang dan terguling. Diperlukan pendampingan dari psikolog agar Ismi tidak mengalami trauma.
Ketua Baznas Sumedang Ayi Subhan Hafas yang sempat menjenguk Ismi, tak kuasa menahan air mata.
“Kunjungan ini berupa takziah dan doa dari kami semoga dapat mempercepat penyembuhannya dan memberikan semangat kepada Ananda Ismi yang telah ditinggal oleh kedua orangtuanya,” kata Ayi Subhan Hafas, Jumat (12/3/2021).
Seperti diketahui, peristiwa itu bermula ketika bus yang membawa rombongan SMP IT Al-Muaawanah, Cisalak, Kabupaten Subang masuk jurang di Jalan Raya Wado-Malangbong tepatnya di Tanjakan Cae, Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kab Sumedang, Rabu (10/3) sekitar pukul 18.30 WIB.
Bus nomor polisi T 7591 TB melaju dari arah Garut menuju Sumedang yang hilang kendali hingga terjadi kecelakaan tunggal.
Kecelakaan maut bus tersebut terjadi ketika situasi sedang hujan lebat. Jalur yang dilalui itu bukan untuk kendaraan besar seperti bus, karena kondisi ada turunan panjang dan banyak tikungan.
