Akibat Hina Islam, Prancis Diboikot, Presiden Macron Kalang Kabut, Minta Seruan Dihentikan

- Senin, 26 Oktober 2020 | 14:41 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (Instagram @emmanuelmacron)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (Instagram @emmanuelmacron)

Sejak menyampaikan pernyataan provokatif dan kontroversial, Presiden Prancis Emmanuel Macron menuai banjir kecaman. Bahkan, sejumlah negara mennyerukan boikot terhadap Prancis.

Seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. 

Seruan ini ternyata membuat Prancis gentar. Presiden Macron meminta seruan itu dihentikan.

Namun bukannya menyadari, Presiden Macron justru balik menyerang dan menuding gerakan boikot tersebut sebagai dorongan minoritas radikal yang tidak berdasar.

"Seruan untuk boikot dan serangan terhadap negara kami yang didorong oleh minoritas radikal tidak berdasar dan harus segera dihentikan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Agnes von der Muhll dalam sebuah pernyataan dilansir dari Anadolu Agency, Senin (26/10/2020).

Sebelumnya, sejumlah kelompok perdagangan Arab mengumumkan boikot mereka terhadap produk Prancis sebagai tanggapan atas pernyataan yang menentang Islam dan republikasi karikatur yang menghina Nabi Muhammad.

Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerang Islam dan komunitas Muslim dengan menuduh warga Muslim bersikap separatis.

Macron menggambarkan Islam sebagai "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

Tindakan itu dilakukan tak lama setelah langkah provokatif Charlie Hebdo, majalah sayap kiri Prancis yang terkenal karena menerbitkan karikatur anti-Islam.

Bulan lalu, majalah tersebut menerbitkan ulang karikatur yang menghina Islam dan Nabi Muhammad, memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.

Karikatur tersebut pertama kali diterbitkan pada 2006 oleh surat kabar Denmark Jyllands Posten, yang memicu gelombang protes.

Aksi penistaan agama Islam oleh majalah asal Prancis yang berkedok kebebasan berekspresi berbuntut panjang.

Cerita kelam krisis toleransi di negara itu kian parah setelah Presiden Emmanuel Macron malah menyerukan pernyataan provokatif.

Bahkan, sejumlah negara menyerukan boikot terhadap Prancis. Tidak hanya di luar, kecaman juga datang dari dalam negeri.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X