Lawan Pendemo Anti Kudeta, Tentara Myanmar Gunakan Taktik Tempur Seolah Perang

- Kamis, 11 Maret 2021 | 10:31 WIB
Militer Myanmar saat menghadapi pendemo. (REUTERS/Stringer).
Militer Myanmar saat menghadapi pendemo. (REUTERS/Stringer).

Amnesty International pada Kamis (11/3/2021) mengatakan militer Myanmar menggunakan senjata medan perang dan kekuatan mematikan dalam menumpas pengunjuk rasa terhadap kudeta bulan lalu. 

Melansir Reuters, kelompok hak asasi itu mengatakan telah membuktikan kebenaran lebih dari 50 video penumpasan itu, yang oleh Perserikatan Bangsa Bangsa dinyatakan bahwa pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 60 pengunjuk rasa. Kelompok HAM itu mengatakan banyak pembunuhan yang didokumentasikan sama dengan eksekusi di luar hukum.

Reuters tidak dapat menghubungi juru bicara junta untuk dimintai komentar. Militer mengatakan tanggapannya terhadap protes telah ditahan.

Junta mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari, menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan memicu protes harian di seluruh Myanmar yang terkadang menarik ratusan ribu orang turun ke jalan.

Baca Juga: Siap-siap! Mulai April 2021, Pemerintah akan Pangkas Subsidi Tarif Listrik, Ini Alasannya

Amnesty menuduh tentara menggunakan senjata yang cocok untuk medan perang untuk membunuh pengunjuk rasa. Amnesty mengatakan bahwa mereka berada di tangan unit-unit yang dituduh oleh kelompok hak asasi itu bertahun-tahun melakukan kekejaman terhadap kelompok etnis minoritas, termasuk Muslim Rohingya.

"Ini bukanlah tindakan kewalahan, petugas membuat keputusan buruk. Inilah para komandan yang tidak menyesal telah terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan, mengerahkan pasukan dan metode pembunuhan di tempat terbuka," kata Joanne Mariner, Direktur Tanggapan Krisis di Amnesty International.

Amnesty mengatakan senjata yang digunakan termasuk senapan runduk dan senapan mesin ringan, serta senapan serbu dan senapan sub-mesin.

Amnesty menyerukan penghentian pembunuhan dan pembebasan tahanan. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan hampir 2.000 orang telah ditahan sejak kudeta.

Dalam membenarkan pengambilalihannya, tentara menyebut dugaan kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi. Tuduhannya telah dibantah oleh komisi pemilihan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X