AS Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Jerman Bekukan Proyek Gas

- Rabu, 23 Februari 2022 | 09:15 WIB
Presiden AS Joe Biden. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Presiden AS Joe Biden. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Rusia setelah mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, yang memisahkan diri dari Ukraina.

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa negaranya akan memberlakukan sanksi tahap pertama terhadap Rusia karena melancarkan invasi ke Ukraina. Dia juga berjanji akan memberikan sanksi lebih banyak sanksi jika ada serangan lebih lanjut.

Biden mengatakan AS akan menjatuhkan sanksi terhadap dua lembaga keuangan besar Rusia dan utang negara Rusia. Sanksi juga dijatuhkan terhadap elite Rusia dan anggota keluarga mereka juga.

"Ini adalah awal dari invasi Rusia ke Ukraina," kata Biden melansir Reuters, Rabu (23/2/2022). 

"Rusia sekarang tidak dapat disangkal bergerak melawan Ukraina dengan mendeklarasikan negara-negara merdeka ini," lanjutnya.

Amerika Serikat telah menjanjikan sanksi berat terhadap Rusia jika menginvasi Ukraina, yang sebelumnya didefinisikan Gedung Putih sebagai setiap pergerakan pasukan melintasi perbatasan.

Baca juga: Kintamani, Bali Enggak Cuma Asyik Buat Ngopi Tapi Juga Hiking ke Mount Batur

Biden mengatakan sanksi dalam tahap awal diterapkan pada bank VEB dan bank militer Rusia - Promsvyazbank, yang melakukan kesepakatan pertahanan. Dia mengatakan sanksi terhadap utang negara Rusia berarti pemerintah Rusia akan terputus dari pembiayaan Barat.

"Ketika Rusia merenungkan langkah selanjutnya, kami juga menyiapkan langkah selanjutnya," kata Biden. 

"Rusia akan membayar harga yang lebih mahal jika melanjutkan agresinya, termasuk sanksi tambahan," lanjut dia.

Jerman Bekukan Proyek Gas

Jerman telah menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 Laut Baltik, yang dirancang untuk menggandakan aliran gas Rusia langsung ke Jerman. Hal itu dilakukan, setelah Rusia secara resmi mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk.

Proyek energi itu bernilai senilai 11 miliar dolar AS, dan telah selesai pada September 2021 silam. Namun, sedang tidak digunakan karena menunggu sertifikasi dari Jerman dan Uni Eropa.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji bahwa Rusia tidak akan mengganggu pasokan gas yang ada.

Kremlin berharap penundaan Nord Stream 2 bersifat sementara, lapor kantor berita Interfax, mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X