Rizieq Shihab divonis denda Rp20 juta subsider lima bulan penjara terkait kasus kerumunan di Megamendung.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana denda sejumlah Rp20 juta dengan ketentuan apabila tidak dibayar maka diganti dengan kurungan selama lima bulan," kata Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Suparman Nyompa, Kamis (27/5/2021).
Menurut hakim putusan tersebut berdasarkan pertimbangan fakta yang terungkap selama sidang kasus kerumunan Megamendung.
Hal yang memberatkan Rizieq adalah kerumunan di Megamendung bertentangan dengan upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19.
Namun, putusan ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yaitu penjara 10 bulan dan denda Rp50 juta subsider tiga bulan kurungan.
Atas putusan tersebut, kuasa hukum Rizieq Shihab dan jaksa masih pikir-pikir apakah akan banding atau menerima putusan.
Dalam persidangan, Rizieq Shihab mengakui bahwa dirinya memang positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR. Namun, dia merasa kondisinya baik-baik saja.
"Disampaikan hasil dari PCR adalah positif COVID-19. Tapi menurut keterangan tim Mer-C kondisi saya pada waktu itu COVID-19 membaik. Jadi disarankan isolasi mandiri dilangsungkan," kata Rizieq.
Namun, karena banyak kabar terkait kondisi kesehatannya saat dirawat di RS UMMI, bahkan diberitakan meninggal, akhirnya Rizieq membuat video penjelasan soal kondisinya.
"Saya mendengar banyak berita hoaks yang memberitakan saya ini parah, kritis bahkan ada yang memberitakan saya mati akibat COVID-19 dan lain sebagainya," jelas Rizieq.
"Kita diusulkan membuat rekaman untuk meredam keresahan akibat berita hoaks. Kemudian menantu meminta izin kepada saya dan saya setuju rekaman tersebut menyampaikan saya baik-baik saja. Pada akhirnya video tersebut oleh jaksa penuntut umum disebut berbohong mengatakan kondisi saya baik-baik saja," ujar Rizieq.
