2 ABK Pengangkut Batu Bara di Aceh Barat Tewas Terhirup Gas Beracun, Berasal dari Makassar

- Senin, 15 November 2021 | 18:59 WIB
Batu bara (Antara foto)
Batu bara (Antara foto)

Dua anak buah kapal (ABK) pengangkut material batu bara ditemukan meninggal dunia di dalam lambung kapal tongkang pengangkut batu bara di kawasan Pantai Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Senin siang (15/11/2021).

Kedua korban tewas diduga karena terhirup gas beracun di dalam lambung kapal tongkang.

Mereka adalah Darwis Sapan (46 tahun) dan Darwin (22 tahun), warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Koordinator Basarnas Pos Meulaboh Budi Darmawan mengatakan, jenazah kedua korban telah dibawa ke Rumah Sakit Kesehatan Korem di Meulaboh.

"Dugaan sementara, kedua ABK kapal tongkang pengangkut batu bara ini menghirup gas beracun di dalam lambung kapal tongkang," kata Budi, dikutip dari Antara.

-
Evakuasi terhadap dua ABK kapal tongkang pengangkut batu bara di sekitar 7-8 mil Pantai Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, oleh Basarnas setelah ditemukan dua pekerja asal Sulawesi Selatan meninggal dunia, Senin (15/11/2021). ANTARA/HO-Basarnas Pos Meulaboh

Sebelum tewas, salah seorang korban bernama Darwis sempat melakukan pengecekan ke dalam lambung kapal tongkang batu bara.

Setelah berada di lambung kapal tersebut, Darwis pingsan. Begitu melihat rekannya tidak sadarkan diri, Darwin berupaya menolongnya. Namun, Darwin juga pingsan di lokasi yang sama.

Peristiwa tersebut sempat dilaporkan ke darat, termasuk Basarnas, guna dilakukan evakuasi ke daratan. Namun nahas, nyawa dua ABK itu tidak tertolong.

Budi menjelaskan, jarak antara bibir pantai dan lokasi kapal tongkang, tempat kedua ABK tersebut, antara 7 mil dan 8 mil.

"Upaya evakuasi kedua jenazah selama 4 jam. Untuk evakuasi seorang korban dibutuhkan waktu selama 2 jam menggunakan peralatan khusus," katanya.

Batu Bara Tumpah

Persoalan menyangkut batu bara di Aceh ini memang sudah sering terjadi. Belum lama ini, batu bara tumpah di kawasan Pantai Ulee Lheue Banda Aceh.

"Terjadi tumpahan batubara ini pasti akibat kelalaian perusahaan yang lepas kontrol terhadap transportasi lautnya. Kalau dikontrol maksimal pasti ini tidak akan terjadi," ujar Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Irpannusir.

Irpannusir mengatakan, perusahaan yang beroperasi di Aceh harus menjaga keselamatan lingkungan sekitar, manusia hingga biota laut. Jangan sampai ada hal yang berdampak negatif seperti terjadinya tumpahan batubara.

Dalam kasus ini, kata Irpannusir, tidak perlu lagi dilakukan investigasi karena secara kasat mata terlihat adanya kesalahan dalam pengangkutan batubara tersebut dan harus ditindaklanjuti.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X