AS Makin Keder: Setelah China, Rusia Sukses Uji Coba Rudal Hipersonik

- Jumat, 19 November 2021 | 12:55 WIB
TASS/Kementerian Pertahanan Rusia
TASS/Kementerian Pertahanan Rusia

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan kesuksesan uji coba rudal hipersonik Tsirkon di Laut Putih. Hal ini terjadi setelah setelah keberhasilan yang sama terjadi di militer China.

Mengutip agensi berita Rusia, TASS, Jumat (19/11/2021), Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu melaporkan langsung keberhasilan tersebut pada Presiden Vladimir Putin. Uji coba rudal yang diluncukan dari Kapal Fregat Laksamana Gorshkov milik Armada Utara Angkatan Laut Rusia, Kamis (18/11/2021), menghancurkan target tepat sasaran di Laut Putih.

"Data peralatan perekaman menunjukkan bahwa penerbangan rudal hipersonik memenuhi parameter yang ditentukan. Target dihancurkan oleh serangan langsung," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan tertulis. 

Ini merupakan uji coba lanjutan yang dilakukan Rusia terhadap rudal Tsirkon. Putin menargetkan rudal ini sudah dapat menjalani masa dinas di Angkatan Laut Rusia pada 2022.

Keberhasilan Rusia dalam uji coba ini bakal membuat Amerika Serikat (AS) semakin gentar. Sebab setelah China mengetes rudal hipersonik milik mereka, AS mengaku tak mampu menghadapi sistem senjata tersebut. Padahal, tak seperti Rusia, rudal hipersonik China yang diuji coba pada Agustus lalu, masih melenceng dari target sasarannya.

Rudal hipersonik dapat meluncur lima kali lebih cepat dari suara atau sekitar 6.200 km/jam. Selain kecepatan, rudal hipersonik memiliki kemampuan yang sulit dilacak dan dicegat sehingga menjadi momok tersendiri bagi negara-negara musuh.

Dalam laporannya, militer AS mengungkapkan rudal hipersonik China meluncur cepat memutari dunia sebelum menyasar targetnya.

Wakil Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Angkatan Udara John Hyten, pada Selasa (16/11/2021), mengatakan senjata masa depan tersebut mampu mengubah banyak hal. Kepada Angkatan Luar Angkasa AS itu juga mengatakan, China dapat menghancurkan AS lebih cepat dengan rudal hipersonik tersebut.

Oktober lalu, wakil AS di Konferensi Pelucutan Senjata, Robert Wood, juga mengakui AS tak dapat berbuat banyak jika China dan Rusia menggunakan senjata hipersonik mereka dalam perang. Karena itu, aktivitas kedua negara dalam pengembangan senjata tersebut terus dipantau oleh AS.

"Kami tidak tahu bagaimana cara bertahan dari teknologi tersebut," kata Wood.

Artikel Menarik Lainnya :

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X