Ribuan orang memprotes pemerintah komunis Kuba di ibu kota Havana dan beberapa kota lainnya, ini merupakan demonstrasi terbesar di pulau itu selama 30 tahun.
Pengunjuk rasa terlihat menyerukan kebebasan, demokrasi, dan menuntut vaksin untuk mengatasi pandemi virus corona.
Demonstrasi yang jarang terjadi di Kuba, terjadi ketika negara itu melaporkan rekor jumlah infeksi Covid-19.
Pendukung pemerintah juga berunjuk rasa di Havana.
"Kami menyerukan semua revolusioner negara, semua komunis, untuk turun ke jalan di mana provokasi ini terjadi ... dan untuk menghadapi mereka dengan cara yang tegas, tegas dan berani", kata Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, menyalahkan AS untuk kerusuhan, dikutip dari BBC.
"Kami sangat prihatin dengan 'seruan untuk memerangi' di Kuba," tweet Julie Chung, diplomat top AS untuk Amerika Latin.
"Kami mendukung hak rakyat Kuba untuk berkumpul secara damai. Kami menyerukan ketenangan dan mengutuk kekerasan apa pun," tambahnya.
We are deeply concerned by “calls to combat” in #Cuba. We stand by the Cuban people’s right for peaceful assembly. We call for calm and condemn any violence.
— Julie Chung (@WHAAsstSecty) July 11, 2021
Pasukan keamanan bersenjata dikerahkan, dan ada laporan tentang perkelahian dan penangkapan di ibu kota.
Para pengunjuk rasa juga menyuarakan kemarahan atas kekurangan vaksin, ketika negara itu melaporkan hampir 7.000 infeksi harian dan 47 kematian pada hari Minggu.
Lebih dari 1.500 kematian terkait Covid telah dilaporkan sejak awal wabah. Pada hari Jum'at, Kuba menyetujui vaksin buatan sendiri untuk penggunaan darurat.
