Kericuhan masyarakat dengan anggota polisi di Wamena, Papua, menjadi pembelajaran untuk Polri, khususnya Polda Papua. Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri meminta jajarannya lebih soft saat menghadapi masyarakat yang marah.
"Saya sudah berpesan kepada anggota, untuk lebih soft dalam menghadapi masyarakat yang mungkin lagi marah," kata Irjen Mathius dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu (25/2/2023).
Jenderal polisi bintang dua ini juga menyebut, tidak boleh ada penunggang saat masyarakat marah. Dia menyebut, peristiwa kericuhan ini menjadi pembelajaran tersendiri untuk Polda Papua.
Baca Juga: Mabes Polri Pastikan Kondisi Terkini di Wamena Pasca Kericuhan Sudah Kondusif
"Ke depan, hal ini akan menjadi perhatian serius bagi kami yang ada di Papua karena tidak boleh ada lagi yang memanfaatkan kejadian atau isu-isu yang tidak berdasar untuk melakukan kejahatan lain," beber Mathius.
Sebelumnya, kericuhan maut sempat terjadi di Wamena, Papua, Kamis 23 Februari 2023 lalu. Kericuhan diawali dari masyarakat yang menghentikan sebuah mobil karena diisukan sebagai penculik anak. Belakangan diketahuim isu tersebut hoaks.
Polisi, yang datang ke TKP, berupaya menyelesaikan permasalahaan tersebut. Provokator pun beraksi hingga kericuhan tidak terhindarkan.
Tercatat, setidaknya ada sebanyak 10 korban jiwa, 14 warga sipil terluka hingga 18 anggota TNI-Polri ikut terluka. Korban terluka ada yang terkena lemparan batu hingga panah.
Baca Juga: Update Kericuhan di Wamena: Perwira Polisi dan TNI Dipanah!
Tak hanya itu, dua ruko dan 13 bangunan rumah ludes dibakar massa. Sejumlah kendaraan taktis milik aparat juga dirusak oleh massa.
Artikel Menarik Lainnya:
