Pandemi virus corona ternyata memang membawa dampak yang sangat besar bagi banyak negara. Tak hanya memicu krisis kesehatan, dampak pandemi Corona juga memukul perekonomian nyaris seluruh negara di dunia. Bahkan tak sedikit negara yang mencatat pertumbuhan ekonomi negatif akibat dihantam wabah ini.
Terlalu luas dan mendalamnya dampak yang terjadi, upaya pemulihan ekonomi dari pandemi ini pula disebut banyak analis tidak akan cukup mudah untuk dilalui, bahkan saat wabah ini benar-benar dapat ditaklukkan. Sekadar untuk membuka kembali aktivitas ekonomi saja disebut bukanlah langkah yang mudah.
Di Indonesia sendiri, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang merupakan upaya pencegahan penyebaran virus, justru membuat aktivitas ekonomi bergerak sangat lambat. Meski demikian, setelah pandemi ini reda, ada sejumlah sektor yang diprediksi bakal lebih cepat pulih dan langsung tancap gas.
1. Sektor Perbankan
Menurut Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, salah satu sektor yang lebih cepat pulih yaitu sektor perbankan. Menurutnya, di masa pandemi seperti sekarang ini, perbankan memang mengalami tekanan akibat restrukturisasi kredit para nasabahnya. Meski demikian, ketika pandemi pulih, para nasabah tentu akan mendahulukan untuk melakukan pembayaran utang perbankan, sehingga bisnis perbankan akan kembali naik.
"Bank cukup menarik. Meski akan terpukul juga, bank akan jadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi saham," kata Hans Kwee.
2. Sektor Komunikasi
Selain perbankan, kinerja sektor telekomunikasi juga dinilai akan sangat menguntungkan. Selama pandemi, Hans mencatat omzet perusahaan di sektor ini mengalami kenaikan signifikan didorong peningkatan trafik data sebesar 13%.
"Meski harus meningkatkan layanan, ke depan ini sektor yang menjanjikan," tutur Hans.
3. Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran, Transportasi dan Agen Perjalanan
Kemudian sektor yang merasakan dampak paling tinggi akibat Covid-19 adalah pariwisata, hotel, restoran, transportasi, dan agen perjalanan. Menurut Hans, sektor ini terkena dampak paling tinggi akan mengalami penurunan laba lebih dari 30%.
"Untuk investasi jangka panjang, sejumlah sektor ini masih akan sangat menarik. Karena setelah pandemi mereda, masyarakat akan langsung memburu tempat-tempat wisata dan menghabiskan waktu bersama keluarga untuk rekreasi," tuturnya.