Perdana Menteri Boris Johnson beserta penasihat ilmiah pada pekan lalu sempat mengatakan bila varian baru virus corona mencapai 70 persen lebih menular bila dibandingkan virus sebelumnya seperti yang dikutip dari Antara. Hal ini akan menjadi masa tersulit karena adanya penyebaran varian tersebut.
Meski tidak dianggap lebih mematikan atau pun menyebabkan penyakit yang lebih serius, tentunya varian terbaru ini membuat beberapa negara lainnya berusaha menutup akses masuk untuk pengunjung asal Inggris.
Untuk mengatasi varian baru virus corona itu, Johnson memperingatkan bahwa diperlukan pengendalian terhadap penyebaran virus itu secara cepat.
"Saya tahu bahwa ini sangat sulit selama beberapa minggu terakhir dan saya harus memberi tahu masyarakat, itu akan terus sulit, karena kecepatan penyebaran varian baru," kata PM Inggris saat konferensi pers.
Baca Juga: Inggris "Diserang" Varian Baru Virus Corona, PM Boris Johnson Bilang Begini
Inggris mengumumkan rekor infeksi baru Covid-19 pada Selasa (22/12/2020). Tercatat ada 36.804 kasus baru dan 691 kematian dalam 28 hari usai dinyatakan positif, di mana keduanya meningkat tajam dibanding sehari sebelumnya.
Virus ini sudah mulai menyebar di Inggris dan Afrika Selatan. Bahkan Singapura dan Australia juga kecolongan karena ditemukannya kasus virus yang bermutasi di negara tersebut.
Beberapa negara telah menutup akses penerbangan dari Inggris ataupun menuju Inggris. Seperti Tiongkok yang telah mengeluarkan pengumuman tersebut.
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa pemerintah memutuskan untuk melarang warga negara asing (WNA) dari Inggris dan Australia masuk ke Indonesia.
