Pilu, Wanita Ini Dianggap Sudah Mati oleh Suami dan Keluarganya, 6 Tahun Ditelantarkan

- Selasa, 9 Juni 2020 | 13:57 WIB
Nita bersama dua anaknya yang dia besarkan sendiri. (Foto: Facebook/Ryu Nita)
Nita bersama dua anaknya yang dia besarkan sendiri. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Kisah pilu dialami oleh Anita, wanita dua anak yang kini tinggal di Tangerang, Banten. Di dinding Facebook-nya, Ryu Nita, Anita menceritakan kalau suaminya menelantarkannya begitu saja dengan dua anak laki-laki yang masih kecil-kecil.

Belakangan Anita tahu kalau suaminya yang bernama Gigih Kuncoro, ternyata telah menikah lagi untuk yang ketiga kalinya. Mirisnya, untuk memuluskan pernikahannya, Gigih Kuncoro membuat surat kematian palsu atas nama Anita alih-alih menceraikannya.

"6 tahun saya digantung tanpa status, tanpa nafkah utk anak-anak saya. Dan betapa terkejut saya ketika saat ini syaa tau kalau dia sdh menikah lagi dengan memalsukan identitas palsu, dia membuat SURAT KEMATIAN atas nama saya untuk menikah lagi," tulis Anita di dinding Facebook-nya.

-
Anita dan dua anaknya yang dia besarkan sendiri. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Anita berkisah, dirinya menikah dengan Gigih Kuncoro yang berasal dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, sekitar 10 tahun yang lalu. Pada saat menikah dia tidak tahu kalau suaminya itu ternyata sudah punya istri, yang juga ditelantarkan karena tidak tahan dengan sikapnya yang menurut Anita kejam.

"Awal saya menikah saya ditipu. Saya baru tau ketika saya sdh menikah dan tinggal di palembang di kampung org tuanya. beberapa tetangga menceritakan kepada saya. saya baru tau kalau dia sudah pernah menikah bahkan memiliki seorang putri yg belum pernah dilihatnya dari lahir," tulisnya.

Dalam melancarkan perbuatannya, Gigih turut didukung oleh ibunya yang bernama Ira, juga ayahnya yang bernama Ratman yang bekerja sebagai perangkat desa. Ira dan Ratman tak lain adalah mertua Anita.

"Mertua saya memisahkan istrinya yang saat itu sedang mengandung 4 bulan dari anak laki-lakinya. saya benar benar tidak tau karna dia menikah dengan status lajang. Ternyata surat itu (surat lajang) mudah didapatkan karena ayahnya seorang perangkat desa di sana. ibunya seorang PNS, ayahnya bekerja di kantor desa," lanjut Anita.

-
Cuplikan layar pesan Anita ke kotak pesan Facebook ibu mertuanya. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Dikisahkan Anita, sebelum suaminya itu pergi meninggalkannya, dia kerap diperlakukan kasar hingga pernah diseret di jalan saat hendak kabur. 

"Saat itu saya sdh memiliki anak pertama kami yg sdh berumur 5 bulan lalu dia marah dia memukul saya di jalanan..dia menampar saya menonjok saya..dan saya yang sdh jatuh tersungkur diseretnya..smpai ada beberapa tetangga yg melihat dan berteriak meminta tolong.. lalu seorang bapak menolong saya," lanjut Anita lagi.

-
Cuplikan layar pesan Anita ke kotak pesan Facebook ibu mertuanya. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Anita sempat disarankan untuk melaporkan perbuatan Gigih ke polisi, namun dia urungkan karena permohonan pihak keluarga suaminya.

"Bapak mertua saya memohon kepada saya agar tdk melaporkan ke polisi saat itu saya yg baru berusia 20thn mendengar kata kata mertua saya yg bilang 'apa kamu tega nanti kalau anakmu nanya dimana bapaknya trus kamu jawab di penjara'. Saya pun akhirnya tidak melaporkan kasus itu ke polisi..dan saya hanya minta PuLANg ke rumah org tua saya..akhirnya dia meminta maaf dan ikut pulang ke jakarta," kata Anita.

-
Cuplikan layar pesan Anita ke kotak pesan Facebook bapak mertuanya. (Foto: Facebook/Ryu Nita)

Anita dan Gigih kemudian tinggal di Jakarta. Di ibukota, bahtera rumah tangga mereka sempat membaik. Bahkan Anita hamil anak keduanya dan melahirkan dengan selamat. Sampai akhirnya suaminya dipanggil oleh keluarganya di Palembang, yang mengabarkan kalau mertuanya sakit.

"Lalu saat anak kedua kami berumur 1 tahun keluarganya menelpon memberikan kabar kalau ibunya tengah sakit. saya sebagai menantu akhirnya menyuruh suami saya untuk menengok ibunya di Palembang. Saat itu saya tidak bisa ikut dikarenakan saya memiliki dua anak yang masih sangat kecil, 4 tahun dan 1 tahun. Sebelum dia pergi hari itu saya belanja sekedar untuk oleh-oleh kluarganya..tapi ternyata itu adalah awal dari smuanya," sambung Anita.

Namun, kepulangan suaminya itulah awal dari semuanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X