Ajudan Wapres Komentari Maaher AtThuwailibi, Sakit Hati Disebut 'Monyet Berseragam Coklat'

- Minggu, 15 November 2020 | 10:15 WIB
Maaher At-Thuwailibi pernah memetaforkan polisi dengan 'Monyet berseragam coklat'. (Instagram)
Maaher At-Thuwailibi pernah memetaforkan polisi dengan 'Monyet berseragam coklat'. (Instagram)

Dalam beberapa hari terakhir, Maaher At-Thuwailibi berseteru dengan Nikita Mirzani, buntut pernyataan Nikita yang mengomentari kepulangan Rizieq Shihab, dengan mengatakan 'habib tukang obat'.

Baik Maaher maupun Nikita sama-sama saling "serang" melalui media sosial masing-masing, mengungkit-ungkit unggahan lama.

Di tengah perseteruan antara keduanya, ajudan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kombes Pol M Sabilul Alif turut membagikan tulisan lamanya terkait pernyataan Maaher yang dinilai telah melukai hati polisi.

Saat itu, Maaher menuliskan unggahan yang diduga menghina polisi dengan menyebut polisi yang gugur dalam kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok sebagai ‘monyet berseragam bencong’.

Dalam unggahannya itu, Maaher banyak menggunakan metafora atau kiasan untuk menghina polisi.

Kendati demikian, Sabilul meyakini bahwa metafora itu jelas ditujukan kepada polisi.

"Ini kejadian 2018, saya hanya mengingatkan, silahkan berdakwah tapi jangan lukai siapapun," tulis Sabilul di Instagram, Minggu (15/11/2020).

Berikut tulisan Sabilul Alif seperti dikutip Indozone dari akun Instagram-nya.

Dakwah Ustad Maheer at-Thuwalibi, Metafor ??ng Merendahkan Kemanusiaan

Di tengah suasana duka atas gugurnya 5 anggota Polri ??d? insiden d? Rutan Mako Brimob, ?d? ???r?ng ??ng bergelar ustad membuat statment, ??ng untuk k?m? cukup menyakitkan.

Melalui akun facebook Ustad Maheer at-Thuwalibi, ?? menuliskan m?k? peristiwa d? Rutan Mako Brimob ?d?l?h peristiwa ??ng menggembirakan. Gugurnya bhayangkara ???l?h b?g?tu indah seindah pagi hari ???t Idul Fitri.

Dalam tulisannya, sang ustad m?m?ng b?n??k menggunakan ungkapan metafor. Ia menulis “gerombolan monyet berseragam bencong”, “pahlawan d?r? bumi lancang kuning gugur dijemput makhluk surgawi k? alam keabadian abadi”.

Namun, ragam gaya bahasa ??ng digunakan k?r?n?? ??ng?t cukup untuk publik untuk menerka kemana arah tulisan sang ustad. Ia membuat dikotomi bengis, ??kn? “pasukan berjubahkan pahlawan” & “gerombolan monyet berseragam bencong”.

Beberapa waktu lalu, sang ustad ?ug? ??rn?h memetaforkan polisi d?ng?n sebutan “monyet berseragam cokelat”. Maka, ???t ?? menyebut “gerombolan monyet”, k?r?n?? t?k sulit menebak m?k? ??ng ?? maksud ?d?l?h aparat kepolisian.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X