Curhatan Driver Ojol soal Pemberlakuan PSBB di Jakarta

- Rabu, 8 April 2020 | 17:54 WIB
Jerry, Driver Ojol di depan Polda Metro Jaya. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).
Jerry, Driver Ojol di depan Polda Metro Jaya. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan diterapkan di DKI Jakarta juga mengatur larangan sepeda motor roda dua untuk berboncengan. Sopir ojek online (ojol) yang biasa beroperasi di Jakarta ini mempertanyakan peraturan tersebut karena dapat semakin mengurangi pendapatannya.

"Ojol penghasilannya harian, dia ngasih makan keluarganya dari uang receh. Kalau ada PSBB ini itu sama saja merugikan ojol," kata salah satu driver ojol, Jerry (38) saat berbincang dengan Indozone di depan Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (8/4/2020).

Jerry yang biasa mangkal di depan Polda Metro Jaya ini mengaku khawatir akan kebijakan PSBB itu. Jika dirinya tidak bisa menarik penumpang maka pemasukannya akan berkurang semakin kecil.

"Langkah saya sih ya saya lihat dulu ke depannya. Kalau PSBB saya nggak bisa narik penumpang ya apakah nanti perusahaan mengalihkan saya ke ojol barang atau makanan saya siap," ungkap Jerry.

Sampai saat ini dia mengaku dari pihak perusahaanya belum memberikan sosialisasi terkait nasib ojol penumpang jika PSBB diterapkan. Dia mengaku siap beralih profesi sebagai driver ojol makanan maupun pengantar barang.

"Kalau besok dimatiin rate ojol penumpangnya ya silakan asal Go Ride dan Go Foodnya jalan," kata Jerry.

Jerry kemudian menceritakan kesulitannya dalam mencari penumpang di tengah wabah virus ini. Pemasukannya yang biasa sehari bisa mencapai Rp300 ribu, saat ini hanya Rp50 ribu setelah seharian dia bekerja.

-
Pembagian makan siang gratis kepada driver ojol saat wabah Corona di Bekasi, Jawa Barat.(ANTARA/Suwandy)

"Sebelum ada corona itu penghasilannya bisa Rp300 ribu sampai Rp 400 ribu, tapi setelah ada corona bisa cuma Rp50 ribu. Pemasukan kita turunya bisa 80% turun drastis," kata  Jerry.

"Bahkan saya miris keluar jam 06.00 WIB pagi sampai sore hanya dapat satu penumpang, ada yang nggak dapat sama sekali," sambungnya.

-
Jerry, Ojol di depan Polda Metro Jaya. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).

Ojek penumpang maupun makanan dikatakannya, hanya ramai di jam-jam tertentu sebelum wabah virus corona ini menyerang Indonesia. Kini, semua dirasakannya sepi penumpang dan tidak ada jam-jam sibuk seperti hari-hari biasanya.

"Kalau jam makan siang kalau main food itu gencar di Semanggi itu cepat. Yang ride paling muter nanti gantian jam 17.00 WIB sore yang ride yang gencar gitu karena orang pulang kerja," kaya Jerry.

Untuk makan sehari-hari selama dia mencari penumpang dikatakannya dia sering diberikan makanan oleh orang lain bahkan hampir setiap hari. Namun untuk uang yang dibawa pulang tetap saja kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

"Kalau makan saya setiap siang pasti ada aja orang baik yang ngasih ojol seperti saya makan. Tapi untuk uang yang dibawa pulang, bawa uang Rp50 ribu aja ke rumah sekarang sudah seneng banget istri," papar Jerry.

Jerry berharap pemerintah bisa mempertimbangkan betul kebijakan PSBB di Jakarta itu. Jika PSBB itu tetap diberlakukan, dia berharap ada dispensasi terhadap ojol karema menurutnya selama ini antara ojol dengan penumpang sudah menjaga jarak.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X