3 Orang Meninggal Pasca Disuntik Vaksin AstraZenca, Begini Penjelasan KIPI

- Kamis, 20 Mei 2021 | 19:25 WIB
Vaksin Astrazeneca (REUTERS)
Vaksin Astrazeneca (REUTERS)

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari membeberkan perihal kematian tiga orang penerima vaksin merek AstraZeneca. Hindra menyebut dua dari tiga orang meninggal tidak disebabkan oleh vaksin AstraZeneca.

Awalnya kematian anak muda bernama Trio asal Jakarta. Dia menyampaikan hingga kini pihaknya belum bisa memastikan apakah meninggal karena vaksin AstraZeneca, lantaran KIPI masih kekurangan data.

Baca juga: Lagi Kuliah Diajak Nikah, Cewek Ini Dijanjikan Resepsi dan Bulan Madu, Malah Jadi Janda

Hingga kini KIPI belum bisa menyimpulkan apakah kematian disebabkan oleh vaksin AstraZeneca. Sebab, KIPI kekurangan data akibat Trio yang tidak menjalani pemeriksaan kesehatan setelah muncul keluhan sakit.

"Jadi sulit untuk menentukan penyebab kematiannya karena ngga ada data. Enggak pernah diperiksa dokter, datang sudah meninggal ngga ada lab nggak ada Rontgen. Ngga ada CT scan kepala," kata Hindra dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI, Kamis (20/5/2021).

Di sisi lain Hindra menekankan sulit juga menyimpulkan kematian Trio tidak terkait vaksinasi. Namun demikian, bila mengacu vaksinasi AstraZeneca di luar negeri, peristiwa pasca imunisasi terjadi setelah tiga hari, atau rata-rata 14 hari setelah vaksinasi.

Karena itulah, lanjut Hindra, Komnas KIPI telah merekomendasikan untuk autopsi jenazah dan pihak keluarga sudah memberikan izin.

"Jadi sulit menyatakan ini terkait imunisasi, namun juga sulit ini tidak terkait imunisasi," tutur Hindra.

Kemudian yang kedua, kematian seorang ojek daring berusia 57 tahun asal Jakarta. Hindra menyebut yang bersangkutan meninggal bukan karena vaksinasi, namun pria tersebut memiliki penyakit bawaan yakni radang paru.

Hindra menyebut berdasarkan pengakuan korban, sehari sebelum vaksinasi mengalami sesak. Setelah itu kondisi tubuh pun mengalami penurunan hingga akhirnya meninggal dunia.

"Diperiksa di Puskesmas dari pemeriksaan ini radang paru. Dirontgen ternyata betul radang paru. Makin berat dirujuk ngga ada tempat, makin jelek harus diinkubasi, menolak,” urainya.

“Semakin berat lagi mau (diinkubasi), waktu mau tempatnya udah penuh jadi akhirnya meninggal empat hari kemudian lima hari kemudian. Jadi bukan gara-gara vaksin tapi dia radang paru. Radang paru sebelum divaksin," tambahnya.

Untuk kasus yang ketiga yang terjadi di Ambon, Hindra mengatakan, orang tersebut sudah terpapar Covid-19 sebelum mendapatkan vaksin.

"Disuntik besoknya dia demam. Batuk pilek kemudian makin memberat diperiksa Covid-19 positif setelah tiga hari. Jadi dia terpapar Covid sebelum divaksin. Covidnya berat akhirnya meninggal karena Covid," tutup Hindra.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X