Akibat Lockdown, Spanyol Telah Kehilangan 900 Ribu Lapangan Kerja

- Kamis, 2 April 2020 | 16:18 WIB
Penjual lotre kakilima Ignacio memakai masker pelindung saat menunggu pembeli di jalan Preciados yang sepi, tidak seperti biasanya, di pusat kota Madrid, Spanyol, Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergio Perez
Penjual lotre kakilima Ignacio memakai masker pelindung saat menunggu pembeli di jalan Preciados yang sepi, tidak seperti biasanya, di pusat kota Madrid, Spanyol, Jumat (13/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergio Perez

Sejak diberlakukannya karantina wilayah atau lockdown pada pertengahan Maret, Spanyol telah kehilangan hampir 900.000 pekerjaan, lebih dari setengahnya bersifat sementara.

Seperti yang kita ketahui, angka kematian di Spanyol akibat virus corona merupakan tertinggi kedua di dunia setelah Italia.

Hal inilah yang membuat negara Matador tersebut memberlakukan lockdown, termasuklah memperketat penguncian larangan terhadap semua orang kecuali pekerja penting yang meninggalkan rumah untuk pergi bekerja.

Berdasarkan data, diketahui bahwa 898.822 orang Spanyol kini telah kehilangan pekerjaan sejak dimulainya karantina, termasuk sekitar 550.000 pekerja sementara.

Jumlah orang yang secara resmi terdaftar sebagai penganggur di Spanyol naik menjadi 3,5 juta pada Maret, level tertinggi sejak April 2017. Data itu belum mencakup semuanya karena tidak semua pekerja secara resmi mendaftar sebagai penganggur.

Baik data jaminan sosial maupun data pengangguran tidak memasukkan PHK sementara yang disebut "ERTE", di mana perusahaan-perusahaan yang menghadapi kesulitan keuangan untuk sementara waktu dapat menangguhkan kontrak pekerja.

Karena kejadian ini, ada banyak perusahaan termasuk pabrik mobil dan usaha besar lainnya, telah menerapkan langkah-langkah PHK sementara selama beberapa minggu terakhir.

"Itu selalu merupakan masalah besar dan itu adalah tantangan ganda yang kita hadapi: untuk memerangi epidemi dan untuk mencegah kegiatan ekonomi runtuh. Kita harus bekerja untuk meluncurkan kembali perekonomian begitu kita dapat mengendalikan epidemi," kata Menteri Transportasi Jose Luis Abalos kepada radio RNE.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X