Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengirimkan surat kepada DPR terkait pemberhentian Jendral Tito Karnavian sebagai Kapolri. Pemberhentian dilakukan setelah Tito menghadap Presiden jelang pengumuman kabinet di Istana Negara.
Pengamat Intelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta, memprediksi Tito bakal menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Dia mempunyai kapasitas mumpuni karena menguasai terorisme, sekaligus akademisi dan guru besar di PTIK,
Prestasi Tito juga dibuktikan lewat karirnya yang melesat cepat dengan dorongan kenaikan pangkat luar biasa. Dia meraih hal itu karena berhasil menjalankan berbagai tugas di Korps Bhayangkara.
"Kepiawaian Tito di bidang radikalisme dan terorisme menjadi catatan khusus, di tengah isu radikalisme yang menguat di Indonesia. Kemungkinan menjadi Mendagri menguat jika dihubungkan dengan menguatnya isu adanya paham radikal yang menjangkiti ASN tertentu," kata Riyanta dalam keterangan tertulis yang diterima Indozone, Selasa (22/10).
Terlebih kata Riyanta, isu perampingan birokrasi yang disebut Jokowi dalam pidatonya di DPR kemarin, jika benar akan dieksekusi tentu memerlukan eksekutor yang handal. Hal itu sangat tepat jika dihadapkan dengan karakter dan rekam jejak Tito Karnavian.
"Jika menjadi Mendagri,Tito akan pensiun dari Jendral Polisi lebih cepat. Namun, hal itu bukan mengecewakan. Pilihan Joko Widodo memilih Tito menjadi Mendagri sangat tepat," tutur Riyanta.
Tito sukses mengantarkan Polri menjadi lebih modern dan mengalami peningkatan kepercayaan dari masyarakat. Program promoter, profesional modern dan terpercaya, menjadi pedoman wajib bagi semua anggota Bhayangkara dalam menjalankan tugasnya. (SN)
