Menlu Retno: Tanpa Aksi Nyata yang Tegas, Bencana Nuklir Hanya Soal Waktu

- Rabu, 1 Maret 2023 | 10:43 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss. (Dok. Kemlu)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss. (Dok. Kemlu)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyatakan tanpa ada aksi yang tegas, bencana nuklir hanya soal waktu. Dia pun mendesak negara-negara untuk melakukan aksi nyata mendorong perlucutan senjata nuklir.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri pertemuan Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss, pada Selasa, 27 Februari 2023.

“Tanpa aksi nyata yang tegas, bencana nuklir hanya soal waktu, dan risiko ini semakin besar seiring menajamnya rivalitas antar-kekuatan besar," kata Menlu dalam siaran pers dikutip Rabu (1/3/2023).

Mandek Seperempat Abad

Upaya perlucutan senjata nuklir telah mandek selama lebih dari seperempat abad. Hal itu terjadi akibat tidak adanya kemauan politik, kompleksitas situasi keamanan global, dan masih adanya mentalitas Perang Dingin.

Baca Juga: Keluar dari Perjanjian, Putin Perkuat Senjata Teknologi Canggih Berbasis Nuklir Rusia

Guna mendorong kemajuan perlucutan senjata nuklir, Menlu Retno Marsudi sampaikan tiga hal yang perlu dilakukan.

3 Aksi Nyata

Pertama, membangkitkan kembali kemauan politik.

“Harus ada aksi nyata yang dilakukan untuk mencapai perlucutan senjata nuklir. Fokus utama yang perlu didorong adalah Negative Security Assurances (NSA) yang mengikat secara hukum,” ujarnya.

-
Angkatan Laut Rusia menembakkan rudal bertenaga balistik bertenaga nuklir. (Kementerian Pertahanan Rusia via Sputnik)

 

Menlu Retno menjelaskan NSA adalah adanya jaminan bahwa negara pemilik senjata nuklir tidak akan menggunakan atau mengancam penggunaan senjata nuklir kepada negara non-pemilik senjata nuklir.

Hal ini akan menjadi insentif bagi negara-negara yang telah mematuhi kewajibannya di bawah Non-Proliferation Treaty serta meningkatkan rasa saling percaya antara negara pemilik dan non-pemilik senjata nuklir.

Untuk Tujuan Damai

Kedua, memperkuat arsitektur perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi.

Ini antara lain dilakukan melalui universalisasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir. Indonesia saat ini tengah memfinalisasi proses ratifikasi, dan mengharapkan negara-negara lain untuk segera meratifikasinya.

“Selain itu, penggunaan nuklir untuk tujuan damai harus betul-betul dijaga agar tidak diselewengkan menjadi senjata,” kata Retno.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X