Pertemuan Jokowi dengan Zelensky dan Putin Benahi Persoalan Pangan Dalam Negeri

- Senin, 4 Juli 2022 | 15:07 WIB
Presiden Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow. (BPMI Setpres/Laily Rachev)
Presiden Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow. (BPMI Setpres/Laily Rachev)

Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dianggap bisa membenahi krisis pangan yang melanda dalam negeri.

“Apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, saya kira sangat baik karena bisa jadi mengurai persoalan dan ancaman krisis pangan,” kata Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah kepada wartawan, Senin (4/7/2022).

“Hal ini sangat baik karena bisa sekaligus menyelesaikan masalah pangan,” tuturnya.

Baca juga: Meta Dominasi Pasar Headset VR di Kuartal I 2022

Rusia dan Ukraina yang sedang berkonflik merupakan dua negara produsen pangan global. Rusia adalah negara penyuplai bahan baku pupuk, sementara Ukraina eksportir gandum.

“Kita tahu bersama Ukraina dan Rusia merupakan produsen gandum dan bahan baku pupuk terbesar. Selama perang terjadi Ukraina tidak bisa mengirimkan gandum ke pasar global karena dihalangi Rusia. Akibatnya harga pangan terutama gandum, kedelai dan jagung naik dengan cepat,” jelas Said.

Oleh karena itu, pasokan pangan yang terganggu juga berdampak bagi Indonesia, yang masih mengandalkan impor gandum dan bahan baku pupuk dari kedua negara tersebut.

“Tentu saja hal ini mengganggu stabilitas dan ketahanan pangan global dan negara-negara yang mengandalkan pasokan pangannya dari pasar global Indonesia termasuk salah satu negara yang merasakan dampaknya, karena kita merupakan importir terbesar gandum kedelai dan bahan pupuk,” bebernya.

Said melanjutkan, langkah yang dilakukan Presiden Jokowi menemui Presiden kedua negara itu sudah tepat,  demi menjaga stabilitas pangan, ekonomi dan politik dalam negeri.

“Menghadapi tahun politik 2024, tentu situasi harus terkendali dengan baik. Jadi upaya perdamaian yang dilakukan presiden tidak hanya menguntungkan situasi pangan global namun yang lebih penting dalam negeri,” imbuh Said.

Ke dapan Said untuk mengatasi ancaman krisis pangan, ia mendorong agar pemerintah dapat memperkuat sektor ketahanan pangan dan meminimalisir ketergantungan terhadap negara lain.

“Ke depan tentu saja kita tidak lagi bisa mengandalkan pasokan pangan sepenuhnya dari impor karena ketika terjadi gangguan seperti sekarang kita langsung terancam. Upaya memperkuat produksi dalam negeri menjadi keharusan supaya kita lebih tahan pangan,” tukasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X