Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal Doni Monardo, mendapat arahan khusus dari Presiden Joko Widodo untuk membuat hujan buatan di sejumlah daerah yang mengalami kekeringan.
"Tadi arahan khusus Bapak Presiden, BNPB untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan bantuan hujan buatan," kata Doni.
BNPB bakal bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), untuk membuat hujan buatan.
"Daerah yang mungkin masih bisa dilaksanakan teknologi modifikasi cuaca itu juga tergantung dari keadaan awan. Apabila keadaan awan masih tersedia sangat mungkin hujan buatan masih bisa dilakukan," ujarnya.
Data BNPB menunjukkan dampak kemarau sudah melanda 1.963 desa, 556 kecamatan, dan 79 kabupaten, di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Puncak Kemarau
Puncak kemarau diprediksi bakal terjadi pada Agustus 2019. Adapun dampak kekeringan akibat kemarau akan berlangsung hingga September mendatang.
Wilayah yang terkena dampak paling besar adalah yang berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, antara lain Pulau Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, hingga Papua bagian selatan.
"Itu yang paling luas di bulan Agustus puncak musim kemaraunya. Dampaknya kekeringan itu masih berjalan sampai September untuk wilayah selatan itu," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.