3 Bulan Kudeta, Rakyat Gaungkan Revolusi Musim Semi Global Myanmar, 8 Orang Ditembak

- Senin, 3 Mei 2021 | 11:25 WIB
Unjuk rasa warga di Hlaing Township, Yangon, Myanmar(2/5/2021). (REUTERS).
Unjuk rasa warga di Hlaing Township, Yangon, Myanmar(2/5/2021). (REUTERS).

Pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan ke beberapa protes terbesar terhadap pemerintahan militer pada hari Minggu (2/5/2021) kemarin. Tembakan itu menewaskan delapan orang, menambah daftar korban kudeta militer yang saat ini sudah masuk tiga bulan.

Melansir Reuters, aksi protes dikoordinasikan dengan demonstrasi di komunitas Myanmar di seluruh dunia untuk menandai apa yang oleh penyelenggara disebut "revolusi musim semi global Myanmar". Ini adalah protes terbesar setelah sempat menyusut karena ditahan oleh pasukan keamanan.

"Guncang dunia dengan suara persatuan rakyat Myanmar," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan.

Arus demonstran, beberapa dipimpin oleh biksu Buddha, berjalan melalui kota-kota di seluruh negeri, termasuk pusat komersial Yangon dan kota kedua Mandalay, di mana dua orang ditembak dan dibunuh, seperti yang dilaporkan berita Mizzima.

Situs berita Irrawaddy sebelumnya memposting foto seorang pria yang dikatakan sebagai petugas keamanan berpakaian preman membidik dengan senapan di Mandalay.

Tiga orang tewas di pusat kota Wetlet, kata kantor berita Myanmar Now, dan dua orang tewas di berbagai kota di Negara Bagian Shan di timur laut. Satu orang juga tewas di kota pertambangan giok utara Hpakant, yang semuanya dilaporkan oleh beberapa kantor media setempat.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut dan juru bicara junta yang berkuasa tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar..

Baca Juga: Pria Ini Temukan Tas Berisi Uang dan Emas di Dalam Sofa Bekas yang Ditemukannya di Jalan

Perang dengan pemberontak etnis minoritas di daerah perbatasan terpencil di utara dan timur telah meningkat secara signifikan sejak kudeta, menggusur puluhan ribu warga sipil, menurut perkiraan PBB.

Di beberapa tempat warga sipil dengan senjata kasar telah bertempur dengan pasukan keamanan, sementara di daerah pusat fasilitas militer dan pemerintah yang telah aman selama beberapa generasi telah dilanda serangan roket dan gelombang ledakan kecil yang tidak dapat dijelaskan. Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Media Khit Thit melaporkan ledakan di luar barak polisi di Yangon pada Minggu pagi. Kendaraan terbakar, tetapi tidak memberikan informasi tentang korban.

Kemudian, dua ledakan lagi meledak di kota itu, dengan satu ledakan di luar rumah pejabat pemerintah, melukai satu orang, Irrawaddy melaporkan. Sebuah portal berita di Negara Bagian Shan melaporkan ledakan di luar rumah seorang pengusaha terkemuka.

-
Aksi unjuk rasa di Myanmar. (Dawei Watch/via REUTERS).

Penyiar yang dikelola pemerintah dalam buletin berita malamnya pada hari Sabtu memberikan rincian setidaknya 11 ledakan selama 36 jam sebelumnya, sebagian besar di Yangon.

"Beberapa perusuh yang tidak menginginkan stabilitas negara telah melemparkan dan menanam bom buatan tangan di gedung-gedung pemerintah dan di jalan umum," kata penyiar itu.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X