1 Orang Meninggal Usai Divaksin Johnson & Johnson, Distribusi ke Eropa Ditunda

- Kamis, 15 April 2021 | 10:35 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 Johnson & Johnson. (REUTERS/Dado Ruvic)
Ilustrasi vaksin Covid-19 Johnson & Johnson. (REUTERS/Dado Ruvic)

Seorang wanita di Virginia dilaporkan meninggal dunia setelah mendapat suntikan vaksin Johnson & Johnson (J&J). Sementara satu orang lagi dikabarkan kritis.

Badan Kesehatan Federal AS pun merekomendasikan penghentian penggunaan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson setidaknya selama beberapa hari. Hal ini dilakukan menyusul adanya laporan enam wanita di bawah usia 50 tahun mengalami penggumpalan atau pembekuan darah langka setelah menerima suntikan.

Pihak Johnson & Johnson mengatakan akan menunda peluncuran vaksin tersebut ke Eropa, seminggu setelah regulator di sana mengatakan mereka akan meninjau kasus pembekuan darah langka pada empat penerima suntikan di AS. Begitu pula dengan Afrika Selatan yang juga menangguhkan penggunaan vaksin Johnson & Johnson.

Dilansir dari Reuters, Kamis (15/4/2021), pejabat Komisioner Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, Janet Woodcock mengatakan badan tersebut memperkirakan penghentian hanya dilakukan beberapa hari. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi pada penyedia layanan kesehatan tentang cara mendiagnosis dan mengobati pembekuan darah.

Langkah tersebut dilakukan setelah regulator Eropa mengatakan awal bulan ini bahwa mereka telah menemukan kemungkinan hubungan antara vaksin Covid-19 AstraZeneca dan masalah pembekuan darah langka serupa yang menyebabkan kematian pada jumlah kecil.

BACA JUGA: Berapa Sih Harga Vaksin Nusantara Yang Sudah Dipakai DPR RI?

Pejabat FDA, Peter Marks mengatakan bahwa sangat jelas kasus Johnson & Johnson sangat mirip dengan kasus AstraZeneca. Kasus pembekuan darah ini tidak dijumpai pada penerima vaksin Moderna atay Pfizer/BioNTech yang menggunakan teknologi berbeda.

Sementara itu, Pakar Imunologi AS menggarisbawahi bahwa risiko yang ditimbulkan oleh vaksin Johnson & Johnson tampak sangat rendah.

"Bahkan jika secara kausal dikaitkan dengan vaksin, enam kasus dengan sekitar tujuh juta dosis... bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan," kata Dr. Amesh Adalja, pakar penyakit menular di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins di Baltimore.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X