Pilu Ibunda Irwin Nasution, Mahasiswa Meninggal Usai Divaksin: Anak Saya Sebelumnya Sehat

- Sabtu, 24 Juli 2021 | 17:49 WIB
Kolase foto Irwin Nasution saat divaksin dan foto ibundanya, Rahma Dewi. (YouTube)
Kolase foto Irwin Nasution saat divaksin dan foto ibundanya, Rahma Dewi. (YouTube)

Kematian Irwin Perdana Nasution (21 tahun), mahasiswa Politeknik Pariwisata Negeri Medan yang meninggal dunia usai disuntik vaksin COVID-19 menyisakan duka lara bagi ibundanya, Rahma Dewi (42 tahun).

Saat diwawancarai wartawan terkait kronologi kematian anaknya, Rahma tak dapat membendung tangisnya. Sambil bercerita, ia bolak-balik mengusap air mata yang terus merembes dari kedua matanya.

Menurut Rahma, Irwin pergi menjalani vaksinasi pada Senin, 5 Juli 2021 lalu. Saat itu, Irwin menjalani vaksinasi bersama sepupu, adik, paman, dan tantenya di Kantor Kesehatan Kelas I Medan di Belawan.

Saat berangkat dari rumah, Irwin masih sehat walafiat dan tidak ada gejala penyakit sama sekali.

"Pulang dari vaksin malamnya demam. Saya kasih obat demam, ternyata gak turun demamnya. Keesokan harinya, dikasih juga obat, kebetulan opanya dokter, opanya ngecek anak cucunya dan memberi obat. Kelang beberapa hari, anak saya hilang indra pencium dan indra perasa. Dan mertua saya ngasih obat, dan ternyata belum ada perubahan, yang berkurang hanya batuk," ujar Rahma kepada wartawan, dikutip Indozone pada Sabtu (24/7/2021).

Karena demamnya tak kunjung reda, Rahma lantas membawa anaknya ke RS Imelda atas saran dari sepupunya, untuk memastikan Irwin mengalami demam biasa atau COVID-19.

-
Ibunda Irwin, Rahma Dewi, menangis menceritakan kronologi kematian anaknya. (Tangkapan layar YouTube)

"Awalnya saya takut bawa ke rumah sakit. Takutnya ditahan. Jadi sepupu saya meyakinkan, bahwa kalaupun positif (COVID-19), bisa diisolasi di rumah. Sabtu kami ke sana, di-swab, hasilnya positif, setelah itu di-rontgen dan lain-lain. Setelah itu di-PCR dua kali. Sabtu dan Minggunya datang lagi. Waktu PCR pertama, anak saya diberi oksigen, karena agak sedikit sesak. Waktu itu berkurang sesaknya dan dikasih obat, dan kami pun pulang. Minggu kami datang lagi, saya minta untuk dioksigen lagi tapi gak nginap," cerita Rahma.

Usai menjalani tes PCR kedua, Irwin mendadak mengalami sesak napas cukup parah dan itu membuat ia terpaksa dibawa kembali ke RS Imelda.

"Di hari kelima, anak saya menggunakan ventilator. Dan posisinya tidur duduk. Sangat mengkhawatirkan," kata Rahma.

Pada hari kelima dirawat di rumah sakit, lanjut Rahma, kondisi Irwin sebenarnya mulai membaik. Petugas rumah sakit mengatakan kalau Irwin akan dipindahkan ke bagian isolasi pemulihan.

Namun beberapa saat menjelang dipindahkan, Irwin kembali sesak napas berat.

"Kayak gak percaya rasanya. Karena pas mau dipindahin itu kondisinya lumayan bagus," katanya.

-
Ibunda Irwin, Rahma Dewi, menangis menceritakan kronologi kematian anaknya. (Tangkapan layar YouTube)

Sejak dari situ, kondisi Irwin terus memburuk. Rahma terus mencoba berkomunikasi dengan anaknya untuk mengetahui keadaannya.

"Hari Rabunya saya chattingan sama anak saya. Dia bilang, 'Sebentar ya Ma, abang mau pakai oksigen dua ini, Ma.' Saya lemas mendengarnya, panik, saya langsung ke rumah sakit. Anak saya bilang 'Saturasi abang turun, Mak'," kata Rahma menirukan ucapan anaknya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X