Hormati Nenek Moyang, Barbados Bakal Bangun Museum Perbudakan

- Selasa, 7 Desember 2021 | 11:31 WIB
Perdana Menteri Barbados, Mia Mottley. (Jeff J Mitchell/Pool via REUTERS)
Perdana Menteri Barbados, Mia Mottley. (Jeff J Mitchell/Pool via REUTERS)

Barbados mengumumkan akan membangun museum perbudakan transatlantik untuk menghormati nenek moyang Afrika yang meninggal selama perdagangan budak.

Museum ini nantinya akan akan menjadi bagian dari Distrik Warisan Barbados, yang akan mencakup lembaga penelitian global utama dan tugu peringatan yang terletak di luar ibu kota negara Bridgetown.

Pengumuman tersebut dibuat minggu lalu oleh Perdana Menteri Barbados, Mia Mottley.

"Di luar Inggris, Barbados memiliki catatan budak transatlantik terbesar sejauh itu, kami percaya bahwa kami memiliki kewajiban moral untuk melindungi mereka," kata Mia Mottley pada konferensi pers hari Jum'at (3/12/2021).

Baca juga: Unik! Ternyata Ada Museum Lego yang Simpan Ratusan Koleksi di Medan

Rencana tersebut akan membuat Barbados sebagai pusat budaya. Nantinya distrik warisan ini akan dirancang oleh arsitek Ghana-Inggris Sir David Adjaye, yang juga merancang Museum Nasional Sejarah dan Budaya Afrika Amerika di Washington DC.

Dilansir The Voice, distrik warisan Barbados bertujuan untuk menceritakan kisah perdagangan budak, dampaknya terhadap pulau dan jutaan orang di seluruh dunia, serta juga warisan kompleks yang ditinggalkan.

Museum ini diharapkan selesai pada tahun 2025 dan akan berlokasi di Newton Slave Burial Ground di Christ Church, yang merupakan tempat pemakaman budak paling awal di Barbados.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X