Kronologi Lengkap Pemicu Ricuh Berujung Belasan Warga Tertembak di Maluku

- Rabu, 8 Desember 2021 | 20:14 WIB
Ilustrasi kericuhan. (Antara/Toyiban).
Ilustrasi kericuhan. (Antara/Toyiban).

Polda Maluku membeberkan kronologi kasus kericuhan hingga berbuntut belasan warga tertembak. Pemicunya ternyata berawal dari bentrokan antar warga yang kerap terjadi di Maluku.

Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Roem Ohoirat menyebut kasus ini memiliki pemicu yang sudah berakar bertahun-tahun. Ada dua desa di Kabupaten Maluku yang sudah kerap berulang kali bentrok bahkan sempat terjadi aksi pembakaran di kantor desa.

"Kemarin itu setelah dilakukan rapat dengan untuk penyelesaian konflik kemarin mereka baru terjadi terakhir itu disepakati oleh dua desa bahwa proses damai, tapi untuk proses hukum diserahkan kepada polisi untuk menindaklanjuti," kata Roem saat dihubungi wartawan, Rabu (8/12/2021).

Salah satu kasus hukum antar oknum kedua desa ini salah satunya perusakan tanaman. Salah satu warga desa kooperatif saat diperiksa polisi, namun satu warga berbeda desa tidak kooperatif.

"Hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat yang ada di oknum masyarakat  yang diduga pelaku pengerusakan terhadap tanaman milik warga maupun pembakaran kantor desa. Sehingga dari kita melakukan pemanggilan beberapa kali mereka tidak datang," beber Roem.

Karena tidak kooperatif, polisi berniat menjemput sejumlah orang itu. Polisi mengerahkan pasukan lengkap saat menjemput para terduga pelaku.

"Polres melakukan upaya paksa untuk menjemput paksa ke-11 orang ini sehingga dikerahkanlah pasukan, karena sebelumnya sudah diprediksi bahkan ada ancaman dari masyarakat di sana. Oknum masyarakat di sana (mengatakan) 'apabila polisi datang kita akan hadang' apalagi ada informasi juga bahwa disitu ada dibuatkan ada senjata-senjata rakitan," kata Roem.

Sehari sebelumnya, (7/12/2021) pagi, polisi melakukan penjemputan dengan dipimpin oleh Kapolres. Dalam penjemputan ini terjadi aksi kericuhan hingga memakan korban luka-luka.

"Ketika dilakukan penangkapan maka terjadi masyarakat mengetuk tiang listrik sehingga masyarakat yang lain ikut, turun melakukan penghadangan terhadap aparat polisi dan tidak boleh membawa terduga pelaku yang sudah diamankan," kata Roem.

"Terjadilah penyerangan dengan batu, pelemparan bahkan ada upaya untuk merebut senjata dari pada aparat kepolisian sehingga kemudian diperintahkan untuk dibubarkan lah massa ini dengan menggunakan gas air mata dan tembakan-tembakan di atas dengan peluru hampa dan peluru karet," tutup Roem.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X