Tokoh Indonesia Yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan Di Belanda

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 15:32 WIB
Wikipedia/Academia.edu
Wikipedia/Academia.edu

Sebagai warga negara Indonesia, rasanya kita patut bangga dan senang saat nama-nama tokoh dari Indonesia diabadikan menjadi nama jalan di luar negeri, misalnya di negara Belanda.

Sofyan Mbarki salah seorang anggota Partij van de Arbeid (Partai Pekerja) di Belanda ini dapat bernapas lega setelah usulan proposal tentang "Keberagaman di Jalanan Amsterdam" direspon baik oleh walikota Amsterdam, Femke Halsema yang akan segera direalisasikan.

Tercatat ada 27 tokoh anti-kolonial dari negara bekas jajahan Belanda yang namanya akan diabadikan menjadi nama jalan di kawasan Ijburg. Menariknya, dari 27 nama yang terdaftar, ada sembilan nama tokoh Indonesia. Nah, berikut ini nama-nama tokoh Indonesia yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di Belanda, yang semasa hidupnya banyak menentang kebijakan praktek imperialisme di Indonesia.

1. Kapiten Pattimura

-
Academia.edu

 

Kapiten Pattimura yang memiliki nama asli Thomas Matulessy adalah seorang pahlawan yang menentang kolonialisme di Maluku. Sebelum dihukum mati, Kapiten Pattimura berhasil merebut Benteng Duurstede di Saparua, Maluku. Pattimura sendiri adalah sebuah gelar yang berarti "Patih yang murah hati". Hingga kini, pemimpin di Maluku selalu diberi gelar Pattimura mengikuti jejak pahlawan Kapiten Pattimura.


2. Tan Malaka

-
Wikipedia

 

Tan Malaka adalah tokoh yang gagasannya dinilai cukup berbahaya untuk pemerintahan Belanda. Tan dinilai dapat menggerakkan perlawanan praktek kolononialisme bahkan setelah Indonesia meraih kemerdekaannya.

Tan sendiri pernah membuat propaganda menarik 17-19 batalyon untuk bergabung dengan Gabungan Pembela Proklamasi (GPP). Tan mampu menarik simpati kalangan militer untuk menjelaskan ide-idenya dalam Gerpolek (Gerilya, Politik, Ekonomi). Gerakan GPP ini dibuat oleh Tan untuk menghadapai berbagai serangan dari Belanda yang bisa terjadi kapan saja.

3. Pangeran Diponegoro

-
Wikipedia

 

Bendoro Raden Mas Mustahar atau Pangeran Diponegoro lahir pada 11 November 1785 dari lingkungan keluarga politik. Banyak alasan yang mengatakan kenapa Pangeran Diponegoro ikut angkat senjata dalam Perang Jawa, salah satunya ialah membela moralitas umat dan keadilan seluruh rakyat Jawa.

4. RM. Soewardi Soerjaningrat

-
Wikipedia

 

RM. Soewardi Soerjaningrat dikenal sebagai tokoh yang selalu dapat berpikir tenang, tapi tulisannya mampu mengusik kekuasaan Belanda, seperti tulisannya “Als ik eens Nederlander was” (Andai Aku Seorang Belanda) yang mengungkapkan sebuah ironi masyarakat jajahan yang harus membiayai pesat kemerdekaan para penjajah.

Karena banyaknya tulisan milik RM. Soewardi Soerjaningrat yang mengusik Belanda, ia beserta rekannya yakni Tjipto Mangkunsumo dan Douwes Dekker ditangkap pada 18 Agustus 1913. Mereka kemudian diasingkan ke Bangka, Banda Neira, dan Kupang namun mereka menolak, dan meminta diasingkan ke luar negeri.

Belanda menjadi negara yang dipilih sebagai tempat pengasingan, RM. Soewardi Soerjaningrat juga dikenal sebagai pendiri taman siswa pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta sebagai bentuk kegelisahannya terhadap pendidikan di Hindia Belanda yang diskriminatif.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X