JK Bantah Deindustrialisasi, Ekonom Indef Tak Setuju

- Kamis, 17 Oktober 2019 | 20:38 WIB
Tauhid Ahmad tak sependapat dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla (JK). (Indozone/Sigit Nugroho)
Tauhid Ahmad tak sependapat dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla (JK). (Indozone/Sigit Nugroho)

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membantah Indonesia tengah mengalami perlambatan sektor industri atau deindustrialisasi. JK beranggapan, bukan deindustrialisasi yang terjadi, melainkan pergeseran dari sektor industri ke sektor jasa. 

Menanggapi hal itu, Ekonom Institut Development Of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mengaku tidak sependapat dengan Wapres JK.

Tauhid menilai sebuah fakta mengenai perlambatan sektor industri, sangat jelas terlihat dari penurunan sumbangan sektor industri terhadap PDB, penurunan jumlah tenaga kerja, serta penurunan dari jumlah sumbangan pajak sektor industri. 

"Deindustrialisasi kan sumbernya ada beberapa. Memang kalau yang pertama dari segi prosentase, kita gak bisa menafikkan data memang ada penurunan. Tidak hanya dari sisi sumbangannya terhadap PDB, tetapi sumbangan dari tenaga kerja juga menurun, sumbangan dari pajak juga menurun. Ini sangat prihatin," ujar Tauhid, Kamis (17/10). 

Ia mencontohkan, sumbangan sektor industri terhadap PDB bisa mencapai 24-26 persen pada 1990 hingga 2000-an awal. Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini yang hanya 19 persen, menurut Tauhid hal itu menjadi fakta terjadinya deindustrialisasi. 

"Karena kalau penurunan ini tidak di lakukan pencegahan, maka efektifitas perekonomian kita untuk jangka panjang terganggu," tuturnya. 

Tauhid tak memungkiri, sektor jasa juga penting bagi perekonomian Indonesia. Meski demikian jika dilihat dari multiplier effect yang dihasilkan, sektor industri jauh lebih memiliki peranan terhadap maju atau mundurnya perekonomian Indonesia. 

"Misalkan sumbangan ekspor kita kebanyakan dari Industri. Ketika kita tidak punya basis industri, maka barang impor yang akan menyerbu kita, ini yang bahaya," tuturnya. 

"Okelah katakan menurut Pak JK, berpindah ke sektor jasa, tapi kan kita juga butuh barang-barang industri. Kalau industri kita tidak perjuangkan, maka barang impor yang akan beredar, bahayanya disitu," imbuhnya. 

Terakhir, Tauhid meminta presiden Jokowi untuk betul-betul memperhatikan perkembangan sektor industri pada periode kedua pemerintahannya. Selain membutuhkan effort yang luar biasa, keberpihakan kebijakan di level ataslah yang bisa mendorong sektor industri tumbuh dan berkembang. 

"Sektor industri itu multiplier effect nya ke ekonomi itu lebih besar, ketimbang ke jasa. Jadi memasukkan sekian triliun ke Industri, itu multiplier ekonominya lebih besar," pungkasnya. (SN)

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X